TUGAS
MERESUME
Disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah
TEORI PEMBELAJARAN
Dosen pengampu: Wahidin M.Ag.
![]() |
Disusun oleh:
NAMA
: SITI KHOLIFAH
NIM
: 11111032
PROGDI :
PAI
RESUME BUKU
JUDUL
BUKU
: ANAK CACAT BUKAN KIAMAT
PENGARANG
: AQILA SMART
PENERBIT
: KATAHATI
KOTA TERBIT
: YOGYAKARTA
TAHUN
TERBIT
: 2010
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013
BAB I
ANAK CACAT
BUKAN KIAMAT
A.
Mereka Sama dengan yang Lain
Anak berkebutuhan khusus ( ABK )
meskipun tampak tidak sempurna tapi mereka juga memiliki kemampuan yang juga
dimiliki anak normal pada umumnya. Malah mereka mempunyai kemampuan spesifik
yang lebih dibandingkan dengan anak yang normal. Kekurangan mereka yang malah
menjadi kelebihan mereka.
B.
Sabar dan Ikhlaskah untuk
Mereka
Sabar dan ikhlas menerima apa yang
dititipkan Tuhan adalah kunci kebahagiaan dalam hidup.
C.
Temukan “Mutiara”
Kesuksesan seorang anak juga bukan
dibangun berdasarkan kesempurnaan fisik semata. Jadi tidak ada alasan bagi
orang tua untuk tidak merasa bangga jika mempunyai anak yang kurang sempurna.
D.
Kasih Sayang dan Perhatian
Anak yang mengalami keterbelakangan
sangat membutuhkan perhatian justru membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang
lebih. Kasih sayang yang diberikan akan berpengaruh terhadap pembentukan mental
dan watakn anak kelak.
E.
Bicara dan Dengarkan Mereka
Seseorang tidak akan mendapatkan
hubungan yang baik tanpa berkomunikasi. Seorang anak yang kurang dia juga
punya akal, hati dan rasa. Sesekali perlu mendengarkan dan berbicara pada
mereka.
F.
Bagaimana Anda Memberi Arti?
Lebih banyak waktu, lebih banyak
kesabaran, itu adalah kata yang tepat untuk membimbing ABK. Mereka
bukannya tidak berguna tapi hanya butuh waktu untuk menjadi lebih berguna.
G.
Pengembangan Cita- cita Bagi
Anak Berkebutuhan Khusus
Setiap manusia punya masa depan dan
cita- cita, begitu juga anak berkebutuhan khusus. Dukungan darim keluarga
dan lingkungan sekitar dapat membantu mereka untuk membentuk masa depan yang
lebih baik agar aktivitas mereka tidak monoton.
Tips memberikan motivasi
kepada ABK agar memiliki rasa percaya diri dan berprestasi :
1.
Jangan terlalu larut dalam kesedihan
2.
Lihat ke depan dan tetap konsisten
bahwa anak pasti bisa.
3.
Selalu beranggapan bahwa anak perlu
bantuan
4.
Mereka juga dibutuhkan
5.
Beri mereka pujian yang berarti
6.
Beri mereka pelatihan yang bertahap
7.
Ajari mereka keterampilan.
8.
Letih mereka hidup mandiri
BAB II
JENIS ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
A.
Tunarungu
Tunarungu adalah istilah yang
digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam
indera pendengaran. Pada saat menangis anak yang tunarungu tidak bisa menangis.
Ciri- ciri anak tunarungu adalah :
1.
Kemampuan bahasanya terhambat
2.
Tidak bisa mendengar
3.
Lebih sering menggunakan isyarat
dalam berkomunikasi
4.
Ucapan kata yang diucapkan tidak
jelas.
5.
Kurang atau tidak menanggapi
komunikasi yang dilakukan oleh orang lain.
6.
Sering memiringkan kepala jika
disuruh mendengar
7.
Keluar nanah dari kedua
telinga
8.
Terdapat kelainan organis telinga
Faktor yan g mempengaruhi :
1.
Keturunan
2.
Penyakit bawaan dari pihak ibu
3.
Komplikasi selama kehamilan dan
kelahiran
4.
Radang selaput otak ( maningitis )
5.
Otitis media ( radang pada telinga
tengah)
6.
Penyakit anak beruparadang atau
luka- luka
B.
Tunanetra
Tunanetra dibagi menjadi dua
kelompok :
1.
Buta total
2.
Kurang penglihatan
Ada beberapa klasifikasi lain pada
anak tunanetra. Salah satunya berdasarkan kelainan- kelainan yang terjadi pada
mata yaitu
·
Myiopia : penglihatan jarak dekat
·
Hyperopia : penglihatan jarak jauh
·
Astigmatisme : penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan
ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata
sehingga bayangan benda baik dekat atau jauh tidak berfokus jatuh pada retina.
C.
Tunadaksa
Tunadaksa adalah sebutan halus
yang digunakan untuk menyebut orang yang mempunyai kelainan
fisik,khususnya anggota badan yaitu kaki, tangan atau bentuk tubuh.
Tunadaksa digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu,
1.
Tunadaksa taraf ringan : mengalami
gangguan mental dan kecerdasannya cenderung normal.
2.
Tunadaksa tarafsedang : tuna akibat
cacat bawaan, cerebral palsy ringan, dan polio ringan.
3.
Tunadaksa taraf berat : tuna akibat cerebral
palsy berat dan ketunaan akibat infeksi.
Ciri- ciri tunadaksa
1.
Anggota gerak tubuh tidak bisa
digerakan/ lumpuh.
2.
Setiap bergerak mengalami kesulitan.
3.
Tidak memiliki anggota gerak
lengkap.
4.
Hiperaktif/ tidak bisa tenang
5.
Terdapat anggota gerak yang tak sama
dengan keadaan normal lainnya.
Faktor penyebab
1.
Sebelum lahir
a.
Pada saat hamil, ibu mengalami
trauma atau terkena infeksi
b.
Terjadinya kelainan pada saat
kehamilan sehingga peredaran darah terganggu.
c.
Bayi di dalam kandungan mengalami
radiasi secara langsung
d.
Ibu yang sedang mengandung mengalami
trauma ( kecelakaan )yang dapat mengganggu pembentukan sistem jaringan saraf
pusat.
2.
Faktor keturunan
3.
Usia ibu
4.
Pendarahan pada waktu hamil
5.
Keguguran yang dialami ibu
6.
Saat kelahiran
a.
Akibat proses kehamilan yang terlalu
lama sehingga bayi kekurangan oksigen.
b.
Pemakaian alat bantu
c.
Pemakaian obat bius yang berlebihan
7.
Setelah melahirkan
a.
Kecelakaan/ trauma kepala, amputasi,
b.
Infeksi penyakit yang menyerang otak
c.
Anoxia/ hipoxia
d.
Trauma
D.
Tunagrahita
Tunagrahita merupakan istilah yang
digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki bintelektual di bawah
rata- rata atau bisa disebut retardasi mental.
Karakteristik tunagrahita :
1.
Keterbatasan intelegensi
2.
Keterbatasan sosial
3.
Keterbatasan fungsi mental lainnya
Ciri-ciri tunagrahita :
1.
Penampilan fisik tidak seimbang
2.
Pada masa pertumbuhan dia tidak bisa
mengurus dirinya sendiri
3.
Terlambat perkembangan bicara dan
bahasanya
4.
Cuek terhadap lingkungan
5.
Koordinasi gerakan kurang
6. Sering keluar ludah dari mulut ( ngeces)
Penyebab tunagrahita
1. Anomali genetic atau
kromosom
2. Penyakit infeksi
3. Kecelakaan yang menimbulkan trauma di kepala
4. Prematuritas
5. Bahan kimia yang berbahaya,keracunan pada ibu
E.
Tunalaras
Tunalaras adalah kelainan
seseorang yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol
sosial. Ciri- ciri penderita tunalaras adalah berani melanggar aturan yang
berlaku, mudah emosi, dan mudah melakukan tindakan yang agresif.
Faktor penyebabnya antara lain :
1.
Kondisi keluarga yang tidak baik
2.
Kurang kasih sayang dari orang tua
3.
Kemampuan sosial dan ekonomi kurang
4.
Adanya konflik budaya
5.
Memiliki keturunan gangguan jiwa
F.
Autis
Autis adalah kondisi mengenai
seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau balita, yang membuat dirinya
tidak bisa berkomunikasi secara normal. Gejala yang tampak pada anak autis satu
dengan lainnya berbeda. Ada yang hiperaktif dan ada juga yang pasif. Namun
gejala yang paling menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak
memedulikan lingkungan sekitar dan orang sekitar.
Hal- hal yang dicurigai dapat
berpotensi autisme antara lain,Vaksin yang mengandung
Thimerosal,Televisi,Genetik,Makanan,Radiasi langsung pada bayi,Asam folat , dan
Sekolah lebih awal.
G.
Down Syndrome
Down syndrome adalah kelainan kromosom, yakni terbentuknya kromosom
21. Ciri- cirinya tampak nyata dilihat dari fisik penderita, misal tinggi badan
yang terlalu pendek, kepala besar, hidung datar menyerupai orang mongolia.
H.
Kemunduran ( retardasi ) mental
Retardasi mental adalah keadaan
ketika intelegensi individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang
dengan baik.
Klasifikasi retardasi mental
1.
Retardasi Mental Berat Sekali : IQ
di bawah 20 atau 25
2.
Retardasi Mental Berat : IQ sekitar
20- 25 sampai 50-55
3.
Retardasi Mental Sedang : IQ sekitar
35-40 sampai 50-55
4.
Retardasi Mental Sedang : IQ
sekitar 50- 55 sampai 70
BAB III
METODE
PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A.
Aktivitas Berat untuk Anak
Berkebutuhan Khusus
Aktivitas berat dapat memaksimalkan
perilaku dan kemampuan atensi anak. Aktivitas ini membuat sistem saraf bekerja
dengan baik untuk dapat beradaptasi diberbagai situasi dan kondisi.
Saat kemampuan mengatur sistem
saraf tidak berfungsi secara maksima, anak akan mengalami keterlambatan atau
kurangnya kualitas pada beberapa area perkembangan.
B.
Bekali Anak dengan Keterampilan dan
Teknologi Informasi
Salah satu bentuk pembelajaran bagi
ABK adalah penekanan pada penguasaan keterampilan dan penguasaan teknologi
informasi dan komunikasi. Upaya tersebut sebagai langkah awal
meningkatkan kompetensi pada anak ABK agar dapat mandiri dan dapat
mengembangkan potensi yang mereka miliki.
C.
Prinsip- prinsip Umum dalam
Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus
1.
Prinsip Motivasi
Guru harus memberi motivasi kepada
anak tetap memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
2.
Prinsip Latar
Dalam kelas harus ada pengenalan antara
guru dan murid agar mempermudah kelancaran pencarian jati diri anak yang
secara tidak langsung perlu orang yang bersedia mengerti memahami dan
kondisinya.
3.
Prinsip Keterarahan
Setiap anak akan mengikuuti kegiatan
secara mendalam, maka guru harus merumuskansecara matang tujuan kegiatan secara
jelas.
4.
Prinsip Hubungan Sosial
Seorang guru harus mengembangkan
strategi yang dapat ,mengoptimalkan interaksi antara guru, murid dan lingkungan
sekitar.
5.
Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Guru harus memberi kesempatan kepada
anak untuk melakukan sendiri praktik atau percobaan atau menemukan sesuatu
melalui pengamatan, penelitian dan sebagainya.
6.
Prinsip Individualisasi
Guru harus mengenal kemampuan awal
dan karakteristik setiap anak secara mendalam.
7.
Prinsip Menemukan
Guru harus memancing anak untuk
terlihat secara aktif, baik fisik, mental, sosial, atau emosionalnya.
8.
Prinsip Pemecahan Masalah
Guru hendaknya sering mengajukan
persoalan yang ada di lingkungan sekitar dan anak dilatih untuk memecahkan
masalah tersebut
D.
Anak Tunanetra
1.
Kebutuhan dan Layanan
Pendidikan untuk Tunanetra
·
Anak tunanetra pada dasarnya
membutuhkan suatu pendidikan untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam
dirinya secara optimal.
·
Layanan pendidikan pada anak
tunanetra dapat dilaksanakan melalui sistem segregasi yaitu sistem terpisah
yang masih memiliki penglihatan bagusdan integrasi atau terpadu dengan
normal di sekolah umum lainnya.
·
Strategi proses pembelajarannya sama
dengan strategi pembelajaran anak normal, namun dalam pelaksanaannya butuh
modifikasi agar sesuai dengan yang mereka butuhkan.
2.
Model pendidikan
a.
Pendidikan inklusif
b.
Pendidikan khusus
c.
Guru kunjung
E.
Tunadaksa
Guru sangat berperan penting sebagai
pengganti orang tua di rumah dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu
secara tidak langsung guru dituntut menjadi manusia serba bisa dalam menghadapi
berbagai masalah dari setiap fungsi yang berbeda.
F.
Tunagrahita
Guru harus dapat memahami setiap
persoalan yang terjadi dan juga sekaligus juga mengatasi kelemahan yang muncul
dalam pembelajaran.
Langkah- langkah sistem lesson
study
1.
Menyusun rencana pembelajaran
2.
Melaksanakan praktik pembelajaran
3.
Evaluasi dan tindak lanjut.
G.
Model Pelayanan Pendidikan secara
Umum
Macam- macam kelas untuk anak
penyandang tunagrahita antara lain adalah kelas transisi, sekolah khusus,
pendidikan terpadu, home schooling, pendidikan inklusi dan panti
rehabilitasi.
H.
Anak Autis
Pengajar yang dibutuhkan oleh
anak autis adalah yang memiliki kemampuan kompetensi untuk mengajar, juga
memiliki minat atau tertarik untuk merawat anak autis.
I.
Tunarungu
Anak tunarungu juga berhak mendapat
pendidikan. Dengan memasukan mereka ke sekolah dapat meningkatkan kemampuan
dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, khususnya belajar
membaca dan menulis.
J.
Tunalaras
Anak tunalaras biasanya sekolah di
SLB. Namun sekarang bisa juga belajar di sekolah umum. Anak
dimasukan ke kelas khusus hanya jika tidak bisa menyatu dengan lingkungan
sosial..
K.
Down Syndrome
Anak down syndrome harus
mendapat pendidikan tambahan. Namun mereka juga berhak bersekolah di sekolah
umum. Apabila mereka diterima dimasyarakat, akan membawa perkembangan yang
besar dalam perkembangannya.
L.
Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap
Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus
Lingkungan menjadi sarana utama bagi
ABK untuk bersosialisasi dengan orang lain. Lingkungan akan membantu mereka
mengenal jati dirinya, belajar mengenal dan memahami apa yang terjadi pada
dirinya.
BAB IV
TERAPI UNTUK ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
A.
Asesmen Anak
Langkah awal penanganannya dengan
evaluasi menggunakan standar tertentu dengan melakukan pemeriksaan dan
observasi oleh tim terapis dan psikolog.
B.
Terapi Perilaku
Perilaku Abk yang berlebihan
dikurangi dan yang kurang ditambah. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan
kepatuhan anak pada aturan.
C.
Terapi Okupasi
Occupational theraphy adalah penyembuhan melalui aktivitas. Aktivitas itu
tidak sekedar memberi kesibukan tapi aktivitas fungsional yang memberi
efek penting dan bermanfaat bagi ABK.
D.
Terapi Wicara
Terapi ini dilakukan dengan
mengajarkan atau memperbaiki anak agar dapat berkomunikasi secara verbal yang
baik dan fungsional sehingga kemampuan anak dalam berkomunikasi dapat meningkat
lebih baik.
E.
Terapi Sensory Integrasi
Terapi sensori integrasi bertujuan
melatih dan mengembangkan reaksi adaptif terhadap beberapa input sehingga pada
akhirnya anak dapat mengintegrasikan input tersebut.
F.
Remedial
Materi yang diajarkan dilakukan
secara berulang menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan anak
sehingga anak bisa mengerti apa yang diajarkan.
G.
Terapi Sosial
Seorang terapis sosial membantu
dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman- teman sebaya
dan mengajari cara- caranya.
H.
Terapi Bermain
Terapi autis ini mengajak anak autis
untuk bisa bermain mengekspresikan diri mereka dengan bermain.
I.
Terapi Perkembangan
Floortime, Son- rise, dan RDI dianggap sebagai terapi perkembangan, artinya anak
dipelajari minat, kekuatan dan tingkat perkembangannya., kemudian ditingkatkan
kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya.
J.
Terapi Visual
Anak autis lebih mudah belajar
dengan visual. Hal ini kemudian dipakai untuk mengembangkan metode komunikasi
melalui gambar.
K.
Terapi Biomedis
Gejala anak autis diperparah adanya
gangguan metabolisme yang berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu
anak- anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urine, feses dan
rambut.
L.
Terapi Outdoor bagi ABK
Terapi ini dilakukuan di luar
ruangan menggunakan aktivitas- aktivitas motorik dan permainan untuk membantu
ABK agar dapat merespon dan berinteraksi dengan lingkungan alam.
M.
Terapi Agama untuk ABK
Meski tidak normal mereka memiliki
kesempatan untuk memiliki dan memilih kepercayaan. Jika mereka sulit untuk
melakukan itu maka orang tua sangat dibutuhkan. Menurut penelitian terapi agama
dijadikan salah satu alternatif untuk membantu mereka berlatih mandiri dan
tanggung jawab.
N.
Menangani ABK dengan Terapi Oksigen
HyperBaric
HBOT merupakan terapi untuk
menyalurkan kepada pasien oksigen 100% dengan tekanan lebih besar dari normal.
Tujuannya adalah untuk menaikan jumlah ketersediaan oksigen pada orang
tersebut.
BAB V
SPESIAL AUTIS
A.
Terapi Penyandang Autis
1.
Senam Otak, Terapi Kurangi Gejala
Autisme
Terapi senam otak merupakan tehnik
elektrik yang membantu otak dan tubuh bekerja secara efektif. Gerakan senam
otak meningkatkan 3 komunikasi otak yaitu otak kanan dengan otak kiri, otak
depan dengan otak belakang dan otak atas dengan otak bawah.
2.
Terapi Musik Dorong Perubahan
Positif Autisme
Manfaat terapi musik pada anak autis
adalah meningkatkan perkembangan sosial emosi anak, membantu komunikasi verbal
dan non verbal dan mendorong pemenuhan emosi.
3.
Terapi Lumba- Lumba untuk Anak
Autisme
Cara kerja terapi lumba- lumba,
getaran sonar yang unik dapat mengidentifikasi gangguan saraf pada manusia,
lalu menenangkannya sehingga lebih mudah bisa menerima pelajaran dan
penyembuhan.
4.
Terapi Autis dengan Binatang
peliharaan
Biasanya dengan memiliki binatang
peliharaan anak autis merasa punya teman yant tau dunia mereka dan
membuat mereka tenang.
5.
Terapi Diet pada Gangguan
Autis
Terapi yang akan dilakukan harus
sesuai dengan kondisi anak. Anak autisme biasanya alergi dengan beberapa
makanan. Pengalaman dan perhatian orang tua dalam mengatur makanan dan
mengamati gejala yang timbul akibat makanan dapat bermanfaat dalam terapi
selanjutnya.
B.
Tips untuk Bepergian dengan
Anak Autis
1.
Jelaskan tempat tujuan
2.
Bepergian dengan pesawat
3.
Menginap
4.
Keamanan
5.
Sesuaikan minat anak
C.
Pengaruh Vitamin D Terhadap
Penderita Autisme
Studi baru- baru ini membuktikan
manfaat vitamin D. Ternyata vitamin D dapat menurunkan resiko
autis.
D.
Benarkah Autis Bisa Disembuhkan ?
Menurut Imacullata Umiati, autis
bisa disembuhkan dengan lingkungan yang tegas dan konsisten. Melalui sikap ini
anak autis dapat hidup mandiri. Sikap tegas bisa dilakukan dengan memberi
sanksi sosial.
ANALISIS BUKU
Pengetahuan
untuk mendidik anak berkebutuhan khusus di era sekarang ini sangat perlu
diketahui. Apalagi tentang rencana adanya sekolah inklusif. Terobosan sekolah
inklusif ini sangat bagus untuk menyetarakan antara anak yang normal dan anak
yang kurang beruntung agar mereka tidak merasa tersisihkan di dunia ini. Mereka
juga bisa bersosialisasi dengan leluasa layaknya anak normal.
Anak
berkebutuhan khusus dan anak yang normal perlu disamakan. Belum tentu anak yang
kurang juga kurang segalanya dibanding anak normal. Mereka mungkin malah
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki anak normal pada umumnya. Semua itu
tergantung orang tua dan lingkungan sekitar, bisa menerima kekurangannya dan
berusaha mencari serta mengembangkan potensi yang mereka miliki atau tidak.
Kebanyakan anak berkebutuhan khusus dianggap hanya sebagai pribadi yang lemah,
yang tidak bisa berbuat apa- apa, padahal sesungguhnya tersimpan potensi yang
besar apabila orang tua atau orang yang ada di lingkungan sekitar bisa
mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Menemukan
atau memiliki anak atau saudara yang berkebutuhan khusus bukanlah suatu aib.
Mereka hanya butuh perhatian khusus dalam hidupnya. Jangan anggap mereka orang
yang lemah. Mereka sama seperti anak normal lain, hanya saja keterbatasannya
perlu diberi perhatian lebih. Karena kebanyakan kelemahannya itu yang menjadi
kelebihannya.
Buku
ini sangat baik dibaca karena berisi bagaimana seseorang bisa menerima anak
yang berkebutuhan khusus berdiri sejajar disamping orang normal, serta berisi
hal- hal apa saja yang harus dilakukan untuk menghadapi anak yang berkebutuhan
khusus.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar