Jumat, 02 Agustus 2013

ANAK CACAT BUKAN KIAMAT



TUGAS MERESUME
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
                                               TEORI PEMBELAJARAN        
                                            Dosen pengampu: Wahidin M.Ag.


 








Disusun oleh:
NAMA                                  : SITI KHOLIFAH
NIM                                      : 11111032
PROGDI                              : PAI


RESUME BUKU

JUDUL BUKU                      :  ANAK CACAT BUKAN KIAMAT
PENGARANG                     :  AQILA SMART
PENERBIT                          :  KATAHATI
KOTA TERBIT                     :  YOGYAKARTA
TAHUN TERBIT                  :  2010


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013







BAB I
ANAK CACAT BUKAN KIAMAT

A.    Mereka Sama dengan yang Lain
Anak berkebutuhan khusus ( ABK ) meskipun tampak tidak sempurna tapi mereka juga memiliki kemampuan yang juga dimiliki anak normal pada umumnya. Malah mereka mempunyai kemampuan spesifik yang lebih dibandingkan dengan anak yang normal. Kekurangan mereka yang malah menjadi kelebihan mereka.
B.     Sabar dan Ikhlaskah  untuk Mereka
Sabar dan ikhlas menerima apa yang dititipkan Tuhan adalah kunci kebahagiaan dalam hidup.
C.     Temukan “Mutiara”
Kesuksesan seorang anak juga bukan dibangun berdasarkan kesempurnaan fisik semata. Jadi tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak merasa bangga jika mempunyai anak yang kurang sempurna.
D.    Kasih Sayang dan Perhatian
Anak yang mengalami keterbelakangan sangat membutuhkan perhatian justru membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih. Kasih sayang yang diberikan akan berpengaruh terhadap pembentukan mental dan watakn anak kelak.
E.     Bicara dan Dengarkan Mereka
Seseorang tidak akan mendapatkan hubungan yang baik tanpa berkomunikasi.  Seorang anak yang kurang dia juga punya akal, hati dan rasa. Sesekali perlu mendengarkan dan berbicara pada mereka.
F.       Bagaimana Anda Memberi Arti?
Lebih banyak waktu, lebih banyak kesabaran, itu adalah kata yang tepat untuk membimbing ABK. Mereka  bukannya tidak berguna tapi hanya butuh waktu untuk menjadi lebih berguna.
G.    Pengembangan Cita- cita  Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Setiap manusia punya masa depan dan cita- cita, begitu juga anak berkebutuhan khusus. Dukungan darim  keluarga dan lingkungan sekitar dapat membantu mereka untuk membentuk masa depan yang lebih baik agar aktivitas mereka tidak monoton.
Tips memberikan motivasi  kepada ABK agar memiliki rasa percaya diri dan  berprestasi :
1.      Jangan terlalu larut dalam kesedihan
2.      Lihat ke depan dan tetap konsisten bahwa anak pasti bisa.
3.      Selalu beranggapan bahwa anak perlu bantuan
4.      Mereka juga dibutuhkan
5.      Beri mereka pujian yang berarti
6.      Beri mereka pelatihan yang bertahap
7.      Ajari mereka keterampilan.
8.      Letih mereka hidup mandiri         

BAB II
JENIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A.    Tunarungu
Tunarungu adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami  gangguan dalam indera pendengaran. Pada saat menangis anak yang tunarungu tidak bisa menangis. Ciri- ciri anak tunarungu adalah :
1.      Kemampuan bahasanya terhambat
2.      Tidak bisa mendengar
3.      Lebih sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
4.      Ucapan kata yang diucapkan tidak jelas.
5.      Kurang atau tidak menanggapi komunikasi yang dilakukan oleh orang lain.
6.      Sering memiringkan kepala jika disuruh mendengar
7.      Keluar nanah dari kedua  telinga
8.      Terdapat kelainan organis telinga
Faktor yan g mempengaruhi :
1.      Keturunan
2.      Penyakit bawaan dari pihak ibu
3.      Komplikasi selama kehamilan dan kelahiran
4.      Radang selaput otak ( maningitis )
5.      Otitis media ( radang pada telinga tengah)
6.      Penyakit anak beruparadang atau luka- luka
B.     Tunanetra
Tunanetra dibagi menjadi dua kelompok :
1.      Buta total
2.      Kurang penglihatan
Ada beberapa klasifikasi lain pada anak tunanetra. Salah satunya berdasarkan kelainan- kelainan yang terjadi pada mata yaitu
·         Myiopia : penglihatan jarak dekat
·         Hyperopia  : penglihatan jarak jauh
·         Astigmatisme : penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda baik dekat atau jauh tidak berfokus jatuh pada retina.
C.     Tunadaksa
Tunadaksa  adalah sebutan halus yang digunakan untuk menyebut  orang yang mempunyai kelainan fisik,khususnya anggota badan yaitu kaki, tangan atau bentuk tubuh.  Tunadaksa digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu,
1.      Tunadaksa taraf ringan : mengalami gangguan mental dan kecerdasannya cenderung normal.
2.      Tunadaksa tarafsedang : tuna akibat cacat bawaan, cerebral palsy ringan, dan polio ringan.
3.      Tunadaksa taraf berat : tuna akibat cerebral palsy  berat dan ketunaan akibat infeksi.
Ciri- ciri tunadaksa
1.      Anggota gerak tubuh tidak bisa digerakan/ lumpuh.
2.      Setiap bergerak mengalami kesulitan.
3.      Tidak memiliki anggota gerak lengkap.
4.      Hiperaktif/ tidak bisa tenang
5.      Terdapat anggota gerak yang tak sama dengan keadaan normal lainnya.
Faktor penyebab
1.      Sebelum lahir
a.       Pada saat  hamil, ibu mengalami trauma atau terkena infeksi
b.      Terjadinya kelainan pada saat kehamilan sehingga peredaran darah terganggu.
c.       Bayi di dalam kandungan mengalami radiasi secara langsung
d.      Ibu yang sedang mengandung mengalami trauma ( kecelakaan )yang dapat mengganggu pembentukan sistem jaringan saraf pusat.
2.      Faktor keturunan
3.      Usia ibu
4.      Pendarahan pada waktu hamil
5.      Keguguran yang dialami ibu
6.      Saat kelahiran
a.       Akibat proses kehamilan yang terlalu lama sehingga bayi kekurangan oksigen.
b.      Pemakaian alat bantu
c.       Pemakaian obat bius yang berlebihan
7.      Setelah melahirkan
a.       Kecelakaan/ trauma kepala, amputasi,
b.      Infeksi penyakit yang menyerang otak
c.       Anoxia/ hipoxia
d.      Trauma
D.    Tunagrahita
Tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki bintelektual di bawah rata- rata atau bisa disebut retardasi mental.
Karakteristik tunagrahita :
1.      Keterbatasan intelegensi
2.      Keterbatasan sosial
3.      Keterbatasan fungsi mental lainnya
Ciri-ciri tunagrahita :
1.      Penampilan fisik tidak seimbang
2.      Pada masa pertumbuhan dia tidak bisa mengurus dirinya sendiri
3.      Terlambat perkembangan bicara dan bahasanya
4.      Cuek terhadap lingkungan
5.      Koordinasi gerakan kurang
6.      Sering keluar ludah dari mulut ( ngeces)
Penyebab tunagrahita
1.      Anomali genetic atau kromosom
2.      Penyakit infeksi
3.      Kecelakaan yang menimbulkan trauma di kepala
4.      Prematuritas
5.      Bahan kimia yang berbahaya,keracunan pada ibu
E.     Tunalaras
Tunalaras adalah kelainan seseorang  yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Ciri- ciri penderita tunalaras adalah berani melanggar aturan yang berlaku, mudah emosi, dan mudah melakukan tindakan yang agresif.
Faktor penyebabnya antara lain :
1.      Kondisi keluarga yang tidak baik
2.      Kurang kasih sayang dari orang tua
3.      Kemampuan sosial dan ekonomi kurang
4.      Adanya konflik budaya
5.      Memiliki keturunan gangguan jiwa
F.      Autis
Autis adalah kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau balita, yang membuat dirinya tidak bisa berkomunikasi secara normal. Gejala yang tampak pada anak autis satu dengan lainnya berbeda. Ada yang hiperaktif dan ada juga yang pasif. Namun gejala yang paling menonjol  adalah sikap anak yang cenderung tidak memedulikan lingkungan sekitar dan orang sekitar.
Hal- hal yang dicurigai dapat berpotensi autisme antara lain,Vaksin yang mengandung Thimerosal,Televisi,Genetik,Makanan,Radiasi langsung pada bayi,Asam folat , dan Sekolah lebih awal.
G.    Down Syndrome
Down syndrome  adalah kelainan kromosom, yakni terbentuknya kromosom 21. Ciri- cirinya tampak nyata dilihat dari fisik penderita, misal tinggi badan yang terlalu pendek, kepala besar, hidung datar menyerupai orang mongolia.
H.    Kemunduran ( retardasi ) mental
Retardasi mental adalah keadaan ketika intelegensi individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Klasifikasi retardasi mental
1.      Retardasi Mental Berat Sekali : IQ di bawah 20 atau 25
2.      Retardasi Mental Berat : IQ sekitar 20- 25 sampai 50-55
3.      Retardasi Mental Sedang : IQ sekitar 35-40 sampai 50-55
4.      Retardasi Mental Sedang : IQ sekitar  50- 55 sampai 70



BAB III
METODE PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A.    Aktivitas Berat untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Aktivitas berat dapat memaksimalkan perilaku dan kemampuan atensi anak. Aktivitas ini membuat sistem saraf bekerja dengan baik untuk dapat beradaptasi diberbagai situasi dan kondisi.
Saat kemampuan mengatur sistem  saraf tidak berfungsi secara maksima, anak akan mengalami keterlambatan atau kurangnya kualitas pada beberapa area perkembangan.
B.     Bekali Anak dengan Keterampilan dan Teknologi Informasi
Salah satu bentuk pembelajaran bagi ABK adalah penekanan pada penguasaan keterampilan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.  Upaya tersebut sebagai langkah awal meningkatkan kompetensi pada anak ABK agar dapat mandiri dan dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki.
C.     Prinsip- prinsip Umum dalam Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus
1.      Prinsip Motivasi
Guru harus memberi motivasi kepada anak tetap memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2.      Prinsip Latar
Dalam kelas harus ada pengenalan antara guru dan murid agar mempermudah kelancaran pencarian jati diri  anak yang secara tidak langsung perlu orang yang bersedia mengerti memahami  dan kondisinya.
3.      Prinsip Keterarahan
Setiap anak akan mengikuuti kegiatan secara mendalam, maka guru harus merumuskansecara matang tujuan kegiatan secara jelas.
4.      Prinsip Hubungan Sosial
Seorang guru harus mengembangkan strategi yang dapat ,mengoptimalkan interaksi antara guru, murid dan lingkungan sekitar.
5.      Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Guru harus memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan sendiri praktik atau percobaan atau menemukan sesuatu melalui pengamatan, penelitian dan sebagainya.
6.      Prinsip Individualisasi
Guru harus mengenal kemampuan awal dan karakteristik setiap anak secara mendalam.
7.      Prinsip Menemukan
Guru harus memancing anak untuk terlihat secara aktif, baik fisik, mental, sosial, atau emosionalnya.
8.      Prinsip Pemecahan Masalah
Guru hendaknya sering mengajukan persoalan yang ada di lingkungan sekitar dan anak dilatih untuk memecahkan masalah tersebut
D.    Anak Tunanetra
1.      Kebutuhan dan Layanan Pendidikan  untuk Tunanetra
·         Anak tunanetra pada dasarnya membutuhkan suatu pendidikan untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya secara optimal.
·         Layanan pendidikan pada anak tunanetra dapat dilaksanakan melalui sistem segregasi yaitu sistem terpisah yang masih  memiliki penglihatan bagusdan integrasi atau terpadu dengan normal di sekolah umum lainnya.
·         Strategi proses pembelajarannya sama dengan strategi pembelajaran anak normal, namun dalam pelaksanaannya butuh modifikasi agar sesuai dengan yang mereka butuhkan.
2.      Model pendidikan
a.       Pendidikan inklusif
b.      Pendidikan khusus
c.       Guru kunjung
E.     Tunadaksa
Guru sangat berperan penting sebagai pengganti  orang tua di rumah dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu secara tidak langsung guru dituntut menjadi manusia serba bisa dalam menghadapi berbagai masalah dari setiap fungsi yang berbeda.
F.      Tunagrahita
Guru harus dapat memahami setiap persoalan yang terjadi dan juga sekaligus juga mengatasi kelemahan yang muncul dalam pembelajaran.
Langkah- langkah sistem lesson study
1.      Menyusun rencana pembelajaran
2.      Melaksanakan praktik pembelajaran
3.      Evaluasi dan tindak lanjut.
G.    Model Pelayanan Pendidikan secara Umum
Macam- macam kelas untuk anak penyandang tunagrahita antara lain adalah kelas transisi, sekolah khusus, pendidikan terpadu, home schooling, pendidikan inklusi dan panti rehabilitasi.
H.    Anak Autis
Pengajar yang dibutuhkan oleh anak  autis adalah yang memiliki kemampuan kompetensi untuk mengajar, juga memiliki minat atau tertarik  untuk merawat anak autis.
I.       Tunarungu
Anak tunarungu juga berhak mendapat pendidikan. Dengan memasukan mereka ke sekolah dapat meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, khususnya belajar membaca dan menulis.
J.       Tunalaras
Anak tunalaras biasanya sekolah di SLB. Namun sekarang bisa juga belajar  di sekolah umum. Anak  dimasukan ke kelas khusus hanya jika tidak bisa menyatu dengan lingkungan sosial..
K.    Down Syndrome
Anak  down syndrome  harus mendapat pendidikan tambahan. Namun mereka juga berhak bersekolah di sekolah umum. Apabila mereka diterima dimasyarakat, akan membawa perkembangan yang besar dalam perkembangannya.
L.     Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus
Lingkungan menjadi sarana utama bagi ABK untuk bersosialisasi dengan orang lain. Lingkungan akan membantu mereka mengenal jati dirinya, belajar mengenal dan memahami apa yang terjadi pada dirinya.
BAB IV
TERAPI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A.    Asesmen Anak
Langkah awal penanganannya dengan evaluasi menggunakan standar tertentu dengan melakukan pemeriksaan dan observasi oleh tim terapis dan psikolog.
B.     Terapi Perilaku
Perilaku Abk yang berlebihan dikurangi dan yang kurang ditambah. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak pada aturan.
C.     Terapi Okupasi
Occupational theraphy  adalah penyembuhan melalui aktivitas. Aktivitas itu tidak sekedar memberi kesibukan tapi aktivitas fungsional yang memberi  efek penting dan bermanfaat bagi ABK.
D.    Terapi Wicara
Terapi ini dilakukan dengan mengajarkan atau memperbaiki anak agar dapat berkomunikasi secara verbal yang baik dan fungsional sehingga kemampuan anak dalam berkomunikasi dapat meningkat lebih baik.
E.     Terapi Sensory Integrasi
Terapi sensori integrasi bertujuan melatih dan mengembangkan reaksi adaptif terhadap beberapa input sehingga pada akhirnya anak dapat mengintegrasikan input tersebut.
F.      Remedial
Materi yang diajarkan dilakukan secara berulang menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan anak sehingga anak bisa mengerti apa yang diajarkan.
G.    Terapi Sosial
Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman- teman sebaya dan mengajari cara- caranya.
H.    Terapi Bermain
Terapi autis ini mengajak anak autis untuk bisa bermain mengekspresikan diri mereka dengan bermain.
I.       Terapi Perkembangan
Floortime, Son- rise, dan RDI dianggap sebagai terapi perkembangan, artinya anak dipelajari minat, kekuatan dan tingkat perkembangannya., kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya.
J.       Terapi Visual
Anak autis lebih mudah belajar dengan visual. Hal ini kemudian dipakai untuk mengembangkan metode komunikasi melalui gambar.
K.    Terapi Biomedis
Gejala anak autis diperparah adanya gangguan metabolisme yang berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak- anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urine, feses dan rambut.
L.     Terapi Outdoor bagi ABK
Terapi ini dilakukuan di luar ruangan menggunakan aktivitas- aktivitas motorik dan permainan untuk membantu ABK agar dapat merespon dan berinteraksi dengan lingkungan alam.
M.   Terapi Agama untuk ABK
Meski tidak normal mereka memiliki kesempatan untuk memiliki dan memilih kepercayaan. Jika mereka sulit untuk melakukan itu maka orang tua sangat dibutuhkan. Menurut penelitian terapi agama dijadikan salah satu alternatif untuk membantu mereka berlatih mandiri dan tanggung jawab.
N.    Menangani ABK dengan Terapi Oksigen HyperBaric
HBOT merupakan terapi untuk menyalurkan kepada pasien oksigen 100% dengan tekanan lebih besar dari normal. Tujuannya adalah untuk menaikan jumlah ketersediaan oksigen pada orang tersebut.

BAB V
SPESIAL AUTIS
A.    Terapi Penyandang Autis
1.      Senam Otak, Terapi Kurangi Gejala Autisme
Terapi senam otak merupakan tehnik elektrik yang membantu otak dan tubuh bekerja secara efektif. Gerakan senam otak meningkatkan 3 komunikasi otak yaitu otak kanan dengan otak kiri, otak depan dengan otak belakang dan otak atas dengan otak bawah.
2.      Terapi Musik Dorong Perubahan Positif Autisme
Manfaat terapi musik pada anak autis adalah meningkatkan perkembangan sosial emosi anak, membantu komunikasi verbal dan non verbal dan mendorong pemenuhan emosi.
3.      Terapi Lumba- Lumba untuk Anak Autisme
Cara kerja terapi lumba- lumba, getaran sonar yang unik dapat mengidentifikasi gangguan saraf pada manusia, lalu menenangkannya sehingga lebih mudah bisa menerima pelajaran dan penyembuhan.
4.      Terapi Autis dengan Binatang peliharaan
Biasanya dengan memiliki binatang peliharaan  anak autis merasa punya teman yant tau dunia mereka dan membuat mereka tenang.
5.      Terapi Diet pada  Gangguan Autis
Terapi yang akan dilakukan harus sesuai dengan kondisi anak. Anak autisme biasanya alergi dengan beberapa makanan. Pengalaman dan perhatian orang tua dalam mengatur makanan dan mengamati gejala yang timbul akibat makanan dapat bermanfaat dalam terapi selanjutnya.
B.     Tips untuk Bepergian dengan Anak  Autis
1.      Jelaskan tempat tujuan
2.      Bepergian dengan pesawat
3.      Menginap
4.      Keamanan
5.      Sesuaikan minat anak
C.     Pengaruh Vitamin D Terhadap Penderita Autisme
Studi baru- baru ini membuktikan manfaat vitamin D. Ternyata  vitamin D dapat menurunkan resiko autis. 
D.    Benarkah Autis Bisa Disembuhkan ?
Menurut Imacullata Umiati, autis bisa disembuhkan dengan lingkungan yang tegas dan konsisten. Melalui sikap ini anak autis dapat hidup mandiri. Sikap tegas bisa dilakukan dengan memberi sanksi sosial.


ANALISIS BUKU


Pengetahuan untuk mendidik anak berkebutuhan khusus di era sekarang ini sangat perlu diketahui. Apalagi tentang rencana adanya sekolah inklusif. Terobosan sekolah inklusif ini sangat bagus untuk menyetarakan antara anak yang normal dan anak yang kurang beruntung agar mereka tidak merasa tersisihkan di dunia ini. Mereka juga bisa bersosialisasi dengan leluasa layaknya anak normal.
Anak berkebutuhan khusus dan anak yang normal perlu disamakan. Belum tentu anak yang kurang juga kurang segalanya dibanding anak normal. Mereka mungkin malah memiliki kelebihan yang tidak dimiliki anak normal pada umumnya. Semua itu tergantung orang tua dan lingkungan sekitar, bisa menerima kekurangannya dan berusaha mencari serta mengembangkan potensi yang mereka miliki atau tidak. Kebanyakan anak berkebutuhan khusus dianggap hanya sebagai pribadi yang lemah, yang tidak bisa berbuat apa- apa, padahal sesungguhnya tersimpan potensi yang besar apabila orang tua atau orang yang ada di lingkungan sekitar bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Menemukan atau memiliki anak atau saudara yang berkebutuhan khusus bukanlah suatu aib. Mereka hanya butuh perhatian khusus dalam hidupnya. Jangan anggap mereka orang yang lemah. Mereka sama seperti anak normal lain, hanya saja keterbatasannya perlu diberi perhatian lebih. Karena kebanyakan kelemahannya itu yang menjadi kelebihannya.
Buku ini sangat baik dibaca karena berisi bagaimana seseorang bisa menerima anak yang berkebutuhan khusus berdiri sejajar disamping orang normal, serta berisi hal- hal apa saja yang harus dilakukan untuk menghadapi anak yang berkebutuhan khusus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar