Jumat, 02 Agustus 2013

DEFINISI DAN TEORI BELAJAR



TUGAS MERESUME DEFINISI DAN TEORI BELAJAR
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
                                          TEORI PEMBELAJARAN             
Dosen pengampu: Wahidin M.Ag.


 








Disusun oleh:
Wawaladun Sholichatui Yad’ngulahu 111-11-202
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013









A.    Definisi dan Peranan Teori dalam Belajar
1.      Definisi Teori
Menurut Campbell teori diartikan sebagai perangkat proposisi atau pernyataan ilmiah yang terintegrasi secara sintaksis dan berfungsi menjelaskan, membedakan, meramalkan dan mengontrol fenomena yang diamati. Dalam konteks pendidikan, Menurut Kneller pengertian teori pendidikan memiliki dua makna yaitu: Makna pertama, teori dapat menunjukkan suatu hipotesis atau serangkaian hipotesis yang telah diverifikasi dengan oservasi atau exsperimen. Makna kedua, teori memiliki sinonim umum untuk pemikiran sistematik atau serangkaian pemikiran-pemikiran yang koheren. Sistematik yaitu hubungan saling terkait dan kompleks. Koheren artinya pemikiran berdasarkan akal sehat mengandung kebenaran. Teori merupakan serangkaian eksplanasi atau penjelasan yang disusun berdasarkan kesimpilan yang diperolrh dari kegiatan penelitian.
2.      Karakteristik teori ilmiah menurut Hergenhahn dan Olson (1997) antara lain:
a.       Teori mensintesakan atau memadukan sejumlah observasi.
b.      Teori yang baik adalah yang heuristic yaitu teori yang dapat memicu penelitian baru.
c.       Teori harus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diverifikasi (diuji) secara empiris. Jika hipotesisnya diterima, maka ia merupakan teori yang kuat, sebaliknya juka ditolak, maka teori tersebut lemah.
d.      Teori merupakan sebuah alat, sehingga tidak bisa dipandang benar atau salah, berguna atau tidak berguna.
e.       Teori dipilih berdasarkan prinsip parsimony.
f.       Teori terdiri dari abstrak yaitu serangkaian kata yang memaparkan aspek formal teori.
g.      Aspek formal teori harus berhubungan dengan fenomena yang observable yang menyokong aspek empiris dari sebuah teori. Misalnya astrologi secara formal menyakinkan, tetapi dalam kenytaan empiris belum tentu akurat dalam menjelaskan fenomena perilaku.
Berdasarkan definisi teori diatas, maka suatu pernyataan dapat disebut teori minimal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Teori dirumuskan dalam bentuk kalimat atau pernyataan.
2.      Pernyataan dalam teori dapat digunakan untuk menjelaskan, membedakan, meramalkan, dan mengontrol adanya fenomena.
3.      Kebenaran pernyataan tersebut telah diuji melalui eksperimen atau memiliki kebenaran yang koheren.
Menurut Suppes (dalam Bell,1991), secara umum teori itu memiliki empat fungsi, yaitu:
1.      Teori berfungsi sebagai kerangka kerja dalam melakukan penelitian.
2.      Teori memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi.
3.      Teori dapat mengungkapkan komplekitas peristiwa-peristiwa yang kelihatannya sederhana.
4.      Teori dapat mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Teori belajar mempunyai beberapa peran penting diantaranya:
1.      Teori belajar dapat berperan untuk mengurangikegagalan hasil belajar. Dengan kata lain, teori belajar dapat menjadikan hasil belajar lebih optimal.
2.      Teori belajar dapat berperan dalam pemilihan metode, media materi dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar para siswa.
3.      Teori dapat berperan dalam mencegah munculnya hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam proses belajar. Karena dalam teori belajar akan dapat diprediksi faktor-faktor yang akan menghambat dalam proses belajar.
4.      Teori belajar dapat berperan sebagai penuntun dalampelaksanaan belajar. Dengan teori belajar, guru akan mudah melakukan tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan teori belajar yang digunakannya.
B.     Definisi dan Ciri Belajar
1.      Definisi Belajar
Para ahli belum seragam dalam memberikan definisi belajar. Berikut diuraikan berbagai definisi belajar:
a.       Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian.
b.      Crow and Crow dalam educational psychology, belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru.
c.       Menurut Dictionary of Psikology disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi yaitu; pengertian pertama, belajar adalah suatu proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Pengertian kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Syah, 2003).
d.      Syah 2003 menyimpulkan, belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
e.       Gregory A.Kimbel mendefinisikan belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelalahan, atau obat-obatan.
2.      Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa N.W (2007), Ciri-ciri belajar meliputi:
a.     Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
b.    Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.
c.    Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.
d.   Perubahan tigkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e.    Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
Syah 2003 menjelaskan bahwa perubahan hasil belajar itu memiliki tiga ciri yaitu:
a.    Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu.
b.    Perubahan itu positif dan aktiv artinya bersifat positif adalah perubahan itu baik, bermanfaat, dan sesuai yang diharapkan oleh individu. Apabila perubahan dalam diri individu membawa kesengsaraan, maka itu bukanlah aktivitas belajar. Perubahan bersifat aktiv adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil usahanya.
c.    Perubahan itu efektif dan fungsional artinya bersifat efektif adalah perubahan itu berhasil guna. Perubahan itu berhasil guna adalah perubahan yang bermakna dan bermanfaat bagi diri individu.
Wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan yaitu:
1.      Kebiasaan
2.      Ketrampilan
3.      Pengamatan
4.      Berfikir asosiatif dan daya ingat
5.      Berfikir rasional dan kritis
6.      Sikap
7.      Inhibisi
8.      Apresiasi
9.      Tingkah laku efektif
Proses belajar di Sekolah merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau individu pada saat belajar di Sekolah. Menurut Gagne siswa mengalami delapan tahap dinamika psikologis, ketika belajar di Sekolah yang meliputi:
Tahap motivasi, tahap konsentrasi, tahap mengolah informasi, tahap menimpan, tahap menggali I, tahap menggali II, tahap prestasi, dan  tahap umpan balik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor yang sangat kompleks. Oleh karena itu, masing-masing faktor perlu di perhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Suryabrata keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial. Dan faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Dan adapun pandangan filosofis tentang pengaruh belajar yaitu di pengaruhi oleh beberapa aliran adalah sebagai berikut:
1.      Aliran Empirisme
2.      Aliran Nativisme
3.      Aliran Naturalisme
4.      Aliran Konvergensi
5.      Aliran Progresivisme
6.      Aliran Esensialisme
7.      Aliran Perenialisme
C.     Prinsip-prinsip Behaviorisme
Behaviorisme muncul sebagai kounter balik atas metode analisis intropeksi yang mendominasi bidang psikologi pada awal abad 19 yang dikenalkan oleh Wilhelm Wundt. Watson sebagai pelopor behaviorisme dengan cara yang cukup frontal mulai mempublikasikan laporan penelitiannya yang berupa observasi terhadap binatang dengan metode eksperimental yang sangat kontradiktif dengan metode intropeksi.
Buffor menyatakan psikologi behavioral memuat segi-segi pengertian antara lain:
a.     Sebagai tubuh ilmu pengetahuan.
b.    Sebagai metode dan filosofi ilmu pengetahuan.
c.    Sebagai pendekatan sistematis terhadap fungsi-fungsi psikologis organisme (makhluk hidup).
d.   Sebagai serangkaian prinsip yang berguna untuk mengannalisis dan memahami perilaku yang overt (tampak).
e.    Sebagai tekhnologi aplikasi untuk menangani persoalan praktis.
f.       Sebagai filsafat dasar tentang lingskungan dan signifikasinya.
 Behaviorisme sering kali disebut neoasosiosianisme karena kesamaan pandang dalam melihat manusia sebagai organisme yang tidak membawa potensi dan seratus persenjiwanya dibentuk oleh asosiasi-asosiasi dari luar. Ada beberapa ciri utama yang melekat pada teori-teori behavioristik senada dengan ciri-ciri behaviorisme klasik antara lain:
1.      Objek psikologi adalah tingkah laku, madzhab ini memandang objek psikologi bukanlah kesadaran tapi tingkah laku sehingga pengalaman-pengalaman psikis tidak diteliti, yang diteliti adalah perubahan-perubahan gerakan badaniyah yang observable. Metode yang dipakai dalam pengkajian objek sepenuhnya menerapkan metode yang di pakai dalam kajian ilmu pengetahuan alam.
2.      Semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada refleks-refleks. Behaviorisme menindaklanjuti apa yang telah dirintis psikologi asosiasi yang ingin menemukan elemen-elemen tersebut berada pada refleks-refleks.
3.      Behaviorisme tidak mengakui potensi bawaan sebab pendidikan dan lingkungan memegang kekuasaan penuh terhadap psoses pembentukan perilaku individu.
Akibat dari dasar ontologi, epistemologi dan aksiologinya tersebut, maka teori psikologi behavioral oleh Kendler sering disebut sebagai black box theories yaitu konsepsi yang tidak melibatkan proses-proses psikologis. Mempertahankan perilaku dan aktivitas belajar muncul dengan reflek (muncul dengan sendirinya).
D.    Memahami teori konstruktifisme
Sebagai salah satu aliran filsafat pengetahuan, konstruktivisme merupakan paradigma alternatif yang muncul sebagai dampak dari revolusi ilmiah yang terjadi dalam beberapa dasawars terakhir. Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui aktivitas seseorang.
Pengertian konstruktif kognitif yang muncul pada abad ini dicetuskan oleh Mark Baldwin. Kemudian konstruktif kognitif diperdalam dan dikembangkan oleh Piaget dalam perkembangan kognitif pada tahun 1918, ketika ia mengikuti studi doktor bidang filsafat.
Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi tiga proses dasar asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi ialah pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru. Ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali yang secara terus menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi.
Rorti menilai konstruktivisme meupakan salah satu bentuk dari pragmatisme, terutama dalam soal pengetahuan dan kebenaran. Alasannya konstruktivisme mementingkan bahwa suatu konsep itu berlaku atau digunakan.
Dalam perkembangan selanjutnya, menurut Von Glasersfeld taraf, yaitu:
1.      Konstruktivisme radikal.
2.      Realisme hipotesis.
3.      Konstruktivisme yang biasa.
Konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan dalam Paul Suparno (1997).
Materi pembelajaran konstruktivisme disesuaikan dengan kebutuhan belajar dengan mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiiki peserta didik. Meteri yang dipelajari haruslah penuh makna dalam kehidupan peserta didik. Artinya, materi yang dipelajari dapat digunakan untuk memecahkan persoalan hidup yang dihadapi peserta didik.
Contoh rancangan pembelajaran yang sistematis:
a.    Mengupas tingkah laku yang akan dimodel, perlu dianalisis sebagai berikut:
1.      Apa sifat tingkah lakunya? Konseptual, motorik atau afektif.
2.      Bagaimana urutan dalam tingkah laku tersebut.
3.      Bagaimana yang merupakan titik kritis dalam urutan tersebut, langkah yang mungkin sulit yang terdapat pada bagian mana, dimana letak kemungkinan siswa akan salah.
b.    Menetapkan nilai fungsional tingkah laku dan memilih model tingka laku. Perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Menentukan prediktor yang mengandung keberhasilan lebih tinggi.
2.      Pilih model yang cocok apakah model hidup atau lembaga saja, pertimbangkan dana, penggunaan model yang sudah dibuat untuk keperluan belajar anak di kelas lain.
3.      Penguatan apa yang akan diterima model untuk tingkah lakunya tersebut.
4.      Apakah tingkah laku tersebut mengandung prediksi keberhasilan.
c.       Mengembangkan urutan pembelajaran, langkahnya adalah:
1.      Tentukan urutan langkah belajar yang harus dilakukan anak.
2.      Pikiran mana langkah yang harus disajikan secara perlahan, sandi verbal yang perlu disertakan apa saja.
d.      Menerapkan pembelajaran untuk membimbing proses kognitif dan reproduksi motorik.


 Strategi belajar yang baik
1.      Strategi 1 : Atur Jadwal
Buatlah jadwal belajar dengan detail. Jadwal belajar yang baik, tidak hanya diisi dengan belajar, tapi juga harus ada jadwal istirahat nya. Biar ingat jadwal nya, tempel di tempat yang sering kamu lihat dan kontrol diri untuk selalu mematuhinya.
2.      Strategi 2 : Atur Suasana
Suasana juga sangat menunjang dalam belajar kamu. Untuk itu, atur suasana tempat belajar yang tenang dan nyaman. Pilih posisi belajar yang tidak terlalu dekat maupun terlalu jauh dengan lampu, dan singkirkan semua barang yang nggak penting karena itu bisa mengganggu konsentrasi kamu.
3.      Strategi 3 : Baca Sekilas
Sebelum menghafal yang perlu dipelajari, terlebih dahulu kamu baca sekilas buku catatan atau buku pelajaran kamu. Beri tanda pada bagian yang penting, baru membacanya lagi dan mulai menghafal bahan pelajaran yang penting. Bagi kamu yang suka membaca dengan suara, coba kamu baca dengan suara keras agar kamu mudah mengingatnya.
4.      Strategi 4 : Usir Stress
Stres dalam belajar pasti bikin kamu bete dan itu bisa saja terjadi. Tapi jangan khawatir, kamu bisa usir stres dengan berhenti belajar sejenak. Kalau kamu sudah merasa sulit untuk konsenstrasi, lelah dan cepat lupa, segera lakukan pertolongan pertama, yaitu dengan rileks. Letakkan buku dan segera lakukan hal yang menyenangkan dan bebaskan pikiranmu. Bisa dengan nonton TV, mandi atau nelpon sahabat kamu (tapi jangan bahas pelajaran). Jangan lupa ingat waktu dan beri batas antara 15-30 menit buat acara relaksasi. Awas, gawat kalau kelamaan, nanti jadi lupa belajar lagi deh. Selain rileks, ubah cara pandang kamu terhadap diri sendiri. Daripada berpikir negatif dan pesimis, coba deh bilang beberapa kali "Aku Pasti Bisa !". Setelah kamu selesai mempelajari satu bab, kamu bisa keluar sebentar untuk ambil cemilan atau bermain dengan binatang peliharaan mu.
5.      Strategi 5 : Buat Tanya-Jawab Sendiri
Buat pertanyaan dan jawab sendiri tanpa melihat buku. Ini melatih otak kamu selama menghafal tadi. Biasanya di akhir bab atau soal-soal yang diberikan gurumu ada pertanyaan nya, coba kamu menjawabnya. Dengan begitu kamu bisa mengukur apakah kamu sudah menguasai bahan tersebut atau belum.
6.      Strategi 6 : Baca Ulang
Semua bahan yang sudah dipelajari, terutama bagian atau rumus penting yang sudah kamu tandai tadi, baca berulang kali. Kalau perlu buat rangkuman di selembar kertas supaya kamu bisa membacanya di mana saja. Sesaat setelah kamu bangun tidur pada pagi hari, baca lagi point penting yang sudah kamu pelajari, karena saat itu adalah saat yang paling baik untuk mengingat nya.

"Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak"


Referensi:

Sriyanti, Lilik. Suwardi. Muna Erawati. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar