TUGAS MERESUME DEFINISI DAN TEORI BELAJAR
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
TEORI
PEMBELAJARAN
Dosen pengampu: Wahidin M.Ag.
Disusun oleh:
Wawaladun
Sholichatui Yad’ngulahu 111-11-202
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013
A. Definisi dan Peranan Teori dalam Belajar
1. Definisi Teori
Menurut Campbell teori diartikan sebagai
perangkat proposisi atau pernyataan ilmiah yang terintegrasi secara sintaksis
dan berfungsi menjelaskan, membedakan, meramalkan dan mengontrol fenomena yang
diamati. Dalam konteks pendidikan, Menurut Kneller pengertian teori pendidikan
memiliki dua makna yaitu: Makna pertama, teori dapat menunjukkan suatu
hipotesis atau serangkaian hipotesis yang telah diverifikasi dengan oservasi
atau exsperimen. Makna kedua, teori memiliki sinonim umum untuk pemikiran
sistematik atau serangkaian pemikiran-pemikiran yang koheren. Sistematik yaitu
hubungan saling terkait dan kompleks. Koheren artinya pemikiran berdasarkan
akal sehat mengandung kebenaran. Teori merupakan serangkaian eksplanasi atau
penjelasan yang disusun berdasarkan kesimpilan yang diperolrh dari kegiatan
penelitian.
2.
Karakteristik
teori ilmiah menurut Hergenhahn dan Olson (1997) antara lain:
a. Teori mensintesakan atau memadukan
sejumlah observasi.
b. Teori yang baik adalah yang heuristic
yaitu teori yang dapat memicu penelitian baru.
c. Teori harus dapat menghasilkan hipotesis
yang dapat diverifikasi (diuji) secara empiris. Jika hipotesisnya diterima,
maka ia merupakan teori yang kuat, sebaliknya juka ditolak, maka teori tersebut
lemah.
d. Teori merupakan sebuah alat, sehingga
tidak bisa dipandang benar atau salah, berguna atau tidak berguna.
e. Teori dipilih berdasarkan prinsip
parsimony.
f. Teori terdiri dari abstrak yaitu
serangkaian kata yang memaparkan aspek formal teori.
g.
Aspek
formal teori harus berhubungan dengan fenomena yang observable yang menyokong
aspek empiris dari sebuah teori. Misalnya astrologi secara formal menyakinkan,
tetapi dalam kenytaan empiris belum tentu akurat dalam menjelaskan fenomena
perilaku.
Berdasarkan definisi teori diatas, maka
suatu pernyataan dapat disebut teori minimal memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Teori dirumuskan dalam bentuk kalimat
atau pernyataan.
2. Pernyataan dalam teori dapat digunakan
untuk menjelaskan, membedakan, meramalkan, dan mengontrol adanya fenomena.
3. Kebenaran pernyataan tersebut telah
diuji melalui eksperimen atau memiliki kebenaran yang koheren.
Menurut Suppes (dalam Bell,1991), secara
umum teori itu memiliki empat fungsi, yaitu:
1. Teori berfungsi sebagai kerangka kerja
dalam melakukan penelitian.
2. Teori memberikan suatu kerangka kerja
bagi pengorganisasian butir-butir informasi.
3. Teori dapat mengungkapkan komplekitas
peristiwa-peristiwa yang kelihatannya sederhana.
4. Teori dapat mengorganisasikan kembali
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Teori
belajar mempunyai beberapa peran penting diantaranya:
1. Teori belajar dapat berperan untuk
mengurangikegagalan hasil belajar. Dengan kata lain, teori belajar dapat
menjadikan hasil belajar lebih optimal.
2. Teori belajar dapat berperan dalam
pemilihan metode, media materi dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil
belajar para siswa.
3. Teori dapat berperan dalam mencegah
munculnya hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam proses belajar. Karena
dalam teori belajar akan dapat diprediksi faktor-faktor yang akan menghambat
dalam proses belajar.
4. Teori belajar dapat berperan sebagai
penuntun dalampelaksanaan belajar. Dengan teori belajar, guru akan mudah
melakukan tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan teori belajar yang
digunakannya.
B. Definisi dan Ciri Belajar
1. Definisi Belajar
Para ahli belum seragam dalam memberikan
definisi belajar. Berikut diuraikan berbagai definisi belajar:
a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia,
Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian.
b. Crow and Crow dalam educational
psychology, belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu
pengetahuan, dan berbagai sikap termasuk penemuan baru dalam mengerjakan
sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru.
c. Menurut Dictionary of Psikology
disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi yaitu; pengertian pertama,
belajar adalah suatu proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Pengertian
kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relatif
langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Syah, 2003).
d. Syah 2003 menyimpulkan, belajar adalah
tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
e. Gregory A.Kimbel mendefinisikan belajar
adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang
diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat
tertentu semacam penyakit, kelalahan, atau obat-obatan.
2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan
Esa N.W (2007), Ciri-ciri belajar meliputi:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan
tingkah laku.
b. Perubahan perilaku dari hasil belajar
itu relatif permanen.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat
diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu
bisa jadi bersifat potensial.
d. Perubahan tigkah laku itu merupakan
hasil latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat
memberikan penguatan.
Syah 2003 menjelaskan
bahwa perubahan hasil belajar itu memiliki tiga ciri yaitu:
a.
Perubahan
intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu.
b.
Perubahan
itu positif dan aktiv artinya bersifat positif adalah perubahan itu baik,
bermanfaat, dan sesuai yang diharapkan oleh individu. Apabila perubahan dalam
diri individu membawa kesengsaraan, maka itu bukanlah aktivitas belajar.
Perubahan bersifat aktiv adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu
merupakan hasil usahanya.
c.
Perubahan
itu efektif dan fungsional artinya bersifat efektif adalah perubahan itu
berhasil guna. Perubahan itu berhasil guna adalah perubahan yang bermakna dan
bermanfaat bagi diri individu.
Wujud hasil belajar dapat dilihat adanya
sembilan wujud perubahan yaitu:
1.
Kebiasaan
2.
Ketrampilan
3.
Pengamatan
4.
Berfikir
asosiatif dan daya ingat
5.
Berfikir
rasional dan kritis
6.
Sikap
7.
Inhibisi
8.
Apresiasi
9.
Tingkah
laku efektif
Proses belajar di Sekolah merupakan
serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau
individu pada saat belajar di Sekolah. Menurut Gagne siswa mengalami delapan
tahap dinamika psikologis, ketika belajar di Sekolah yang meliputi:
Tahap motivasi, tahap konsentrasi, tahap
mengolah informasi, tahap menimpan, tahap menggali I, tahap menggali II, tahap
prestasi, dan tahap umpan balik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah faktor yang sangat kompleks. Oleh karena itu,
masing-masing faktor perlu di perhatikan agar proses belajar dapat berhasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Suryabrata keberhasilan
belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat
diluar diri individu. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan
faktor sosial. Dan faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis
dan faktor psikologis.
Dan adapun pandangan filosofis tentang
pengaruh belajar yaitu di pengaruhi oleh beberapa aliran adalah sebagai berikut:
1.
Aliran
Empirisme
2.
Aliran
Nativisme
3.
Aliran
Naturalisme
4.
Aliran
Konvergensi
5.
Aliran
Progresivisme
6.
Aliran
Esensialisme
7.
Aliran
Perenialisme
C. Prinsip-prinsip Behaviorisme
Behaviorisme
muncul sebagai kounter balik atas metode analisis intropeksi yang mendominasi
bidang psikologi pada awal abad 19 yang dikenalkan oleh Wilhelm Wundt. Watson
sebagai pelopor behaviorisme dengan cara yang cukup frontal mulai
mempublikasikan laporan penelitiannya yang berupa observasi terhadap binatang
dengan metode eksperimental yang sangat kontradiktif dengan metode intropeksi.
Buffor
menyatakan psikologi behavioral memuat segi-segi pengertian antara lain:
a.
Sebagai
tubuh ilmu pengetahuan.
b.
Sebagai
metode dan filosofi ilmu pengetahuan.
c.
Sebagai
pendekatan sistematis terhadap fungsi-fungsi psikologis organisme (makhluk
hidup).
d.
Sebagai
serangkaian prinsip yang berguna untuk mengannalisis dan memahami perilaku yang
overt (tampak).
e.
Sebagai
tekhnologi aplikasi untuk menangani persoalan praktis.
f.
Sebagai
filsafat dasar tentang lingskungan dan signifikasinya.
Behaviorisme sering kali disebut
neoasosiosianisme karena kesamaan pandang dalam melihat manusia sebagai
organisme yang tidak membawa potensi dan seratus persenjiwanya dibentuk oleh
asosiasi-asosiasi dari luar. Ada beberapa ciri utama yang melekat pada
teori-teori behavioristik senada dengan ciri-ciri behaviorisme klasik antara
lain:
1.
Objek
psikologi adalah tingkah laku, madzhab ini memandang objek psikologi bukanlah
kesadaran tapi tingkah laku sehingga pengalaman-pengalaman psikis tidak
diteliti, yang diteliti adalah perubahan-perubahan gerakan badaniyah yang
observable. Metode yang dipakai dalam pengkajian objek sepenuhnya menerapkan
metode yang di pakai dalam kajian ilmu pengetahuan alam.
2.
Semua
bentuk tingkah laku dikembalikan pada refleks-refleks. Behaviorisme
menindaklanjuti apa yang telah dirintis psikologi asosiasi yang ingin menemukan
elemen-elemen tersebut berada pada refleks-refleks.
3.
Behaviorisme
tidak mengakui potensi bawaan sebab pendidikan dan lingkungan memegang kekuasaan
penuh terhadap psoses pembentukan perilaku individu.
Akibat dari dasar
ontologi, epistemologi dan aksiologinya tersebut, maka teori psikologi
behavioral oleh Kendler sering disebut sebagai black box theories yaitu
konsepsi yang tidak melibatkan proses-proses psikologis. Mempertahankan
perilaku dan aktivitas belajar muncul dengan reflek (muncul dengan sendirinya).
D. Memahami teori konstruktifisme
Sebagai salah satu aliran filsafat
pengetahuan, konstruktivisme merupakan paradigma alternatif yang muncul sebagai
dampak dari revolusi ilmiah yang terjadi dalam beberapa dasawars terakhir.
Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan merupakan akibat dari suatu
konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui aktivitas seseorang.
Pengertian konstruktif kognitif yang
muncul pada abad ini dicetuskan oleh Mark Baldwin. Kemudian konstruktif
kognitif diperdalam dan dikembangkan oleh Piaget dalam perkembangan kognitif
pada tahun 1918, ketika ia mengikuti studi doktor bidang filsafat.
Piaget berpendapat bahwa perkembangan
kognitif dipengaruhi tiga proses dasar asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi.
Asimilasi ialah pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru.
Ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali yang secara terus menerus dilakukan
antara asimilasi dan akomodasi.
Rorti menilai konstruktivisme meupakan
salah satu bentuk dari pragmatisme, terutama dalam soal pengetahuan dan
kebenaran. Alasannya konstruktivisme mementingkan bahwa suatu konsep itu
berlaku atau digunakan.
Dalam perkembangan selanjutnya, menurut
Von Glasersfeld taraf, yaitu:
1.
Konstruktivisme
radikal.
2.
Realisme
hipotesis.
3.
Konstruktivisme
yang biasa.
Konstruktivisme radikal mengesampingkan
hubungan antara pengetahuan dan kenyataan dalam Paul Suparno (1997).
Materi pembelajaran
konstruktivisme disesuaikan dengan kebutuhan belajar dengan mempertimbangkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiiki peserta didik. Meteri yang
dipelajari haruslah penuh makna dalam kehidupan peserta didik. Artinya, materi
yang dipelajari dapat digunakan untuk memecahkan persoalan hidup yang dihadapi
peserta didik.
Contoh rancangan pembelajaran yang
sistematis:
a.
Mengupas
tingkah laku yang akan dimodel, perlu dianalisis sebagai berikut:
1.
Apa
sifat tingkah lakunya? Konseptual, motorik atau afektif.
2.
Bagaimana
urutan dalam tingkah laku tersebut.
3.
Bagaimana
yang merupakan titik kritis dalam urutan tersebut, langkah yang mungkin sulit
yang terdapat pada bagian mana, dimana letak kemungkinan siswa akan salah.
b.
Menetapkan
nilai fungsional tingkah laku dan memilih model tingka laku. Perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1.
Menentukan
prediktor yang mengandung keberhasilan lebih tinggi.
2.
Pilih
model yang cocok apakah model hidup atau lembaga saja, pertimbangkan dana,
penggunaan model yang sudah dibuat untuk keperluan belajar anak di kelas lain.
3.
Penguatan
apa yang akan diterima model untuk tingkah lakunya tersebut.
4.
Apakah
tingkah laku tersebut mengandung prediksi keberhasilan.
c.
Mengembangkan
urutan pembelajaran, langkahnya adalah:
1.
Tentukan
urutan langkah belajar yang harus dilakukan anak.
2.
Pikiran
mana langkah yang harus disajikan secara perlahan, sandi verbal yang perlu
disertakan apa saja.
d.
Menerapkan
pembelajaran untuk membimbing proses kognitif dan reproduksi motorik.
Strategi belajar yang baik
1.
Strategi 1 : Atur Jadwal
Buatlah jadwal belajar dengan
detail. Jadwal belajar yang baik, tidak hanya diisi dengan belajar, tapi juga
harus ada jadwal istirahat nya. Biar ingat jadwal nya, tempel di tempat yang sering
kamu lihat dan kontrol diri untuk selalu mematuhinya.
2.
Strategi 2 : Atur Suasana
Suasana
juga sangat menunjang dalam belajar kamu. Untuk itu, atur suasana tempat
belajar yang tenang dan nyaman. Pilih posisi belajar yang tidak terlalu dekat
maupun terlalu jauh dengan lampu, dan singkirkan semua barang yang nggak
penting karena itu bisa mengganggu konsentrasi kamu.
3.
Strategi 3 : Baca Sekilas
Sebelum
menghafal yang perlu dipelajari, terlebih dahulu kamu baca sekilas buku catatan
atau buku pelajaran kamu. Beri tanda pada bagian yang penting, baru membacanya
lagi dan mulai menghafal bahan pelajaran yang penting. Bagi kamu yang suka
membaca dengan suara, coba kamu baca dengan suara keras agar kamu mudah
mengingatnya.
4.
Strategi 4 : Usir Stress
Stres
dalam belajar pasti bikin kamu bete dan itu bisa saja terjadi. Tapi jangan
khawatir, kamu bisa usir stres dengan berhenti belajar sejenak. Kalau kamu
sudah merasa sulit untuk konsenstrasi, lelah dan cepat lupa, segera lakukan
pertolongan pertama, yaitu dengan rileks. Letakkan buku dan segera lakukan hal
yang menyenangkan dan bebaskan pikiranmu. Bisa dengan nonton TV, mandi atau
nelpon sahabat kamu (tapi jangan bahas pelajaran). Jangan lupa ingat waktu dan
beri batas antara 15-30 menit buat acara relaksasi. Awas, gawat kalau kelamaan,
nanti jadi lupa belajar lagi deh. Selain rileks, ubah cara pandang kamu
terhadap diri sendiri. Daripada berpikir negatif dan pesimis, coba deh bilang
beberapa kali "Aku Pasti Bisa !". Setelah kamu selesai mempelajari
satu bab, kamu bisa keluar sebentar untuk ambil cemilan atau bermain dengan
binatang peliharaan mu.
5.
Strategi 5 : Buat Tanya-Jawab
Sendiri
Buat
pertanyaan dan jawab sendiri tanpa melihat buku. Ini melatih otak kamu selama
menghafal tadi. Biasanya di akhir bab atau soal-soal yang diberikan gurumu ada
pertanyaan nya, coba kamu menjawabnya. Dengan begitu kamu bisa mengukur apakah
kamu sudah menguasai bahan tersebut atau belum.
6.
Strategi 6 : Baca Ulang
Semua
bahan yang sudah dipelajari, terutama bagian atau rumus penting yang sudah kamu
tandai tadi, baca berulang kali. Kalau perlu buat rangkuman di selembar kertas
supaya kamu bisa membacanya di mana saja. Sesaat setelah kamu bangun tidur pada
pagi hari, baca lagi point penting yang sudah kamu pelajari, karena saat itu
adalah saat yang paling baik untuk mengingat nya.
"Orang-orang
yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus
dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya
atau tidak"
Referensi:
Sriyanti, Lilik. Suwardi. Muna Erawati.
2009. Teori-teori Belajar. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar