Jumat, 02 Agustus 2013

Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (sebuah perspektif pendidikan islam)



TUGAS MERESUME
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah TEORI PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Wahidin, M.Ag
Description: E:\Eny's collection\picture\logo STAIN.jpg

Disusun oleh :
Nama               :Iin Masidhoh
Nim                 :111 11 013
Kelas               :F

Jurusan Tarbiyah
Program Study Pendidikan Agama Islam (PAI) 2013
STAIN SALATIGA  Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga 50721Telp. (0298) 323706 – Fax. (0298) 323433
web : www.stainsalatiga.ac.id





Judul buku       :Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (sebuah perspektif pendidikan islam)
Pengarang       : Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag.
Penerbit           :Rineka Cipta
Cetakan           :Pertama, Oktober 2004
BAB I
PENDAHULUAN
Pola komunikasi dapat di pahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang di maksud dapat di pahami. Sebagai lembaga pendidikan, maka pendidikan yang berlangsung dalam keluarga bersifat kodrati karena adanya hubungan darah antara orang tua dan anak. Persoalan muncul ketika kepemimpinan yang di terapkan oleh orang tua tidak mampu menciptakan suasana kehidupan keluarga yang kondusif. Sedangkan keberhasilan membangun komunikasi keluarga yang harmonis dalam rangka mendidik anak cerdas tidak terlepas dari perhatian orang tua dalam memanfaatkan sejumlah prinsip etika komunikasi Islam.
BAB II
DASAR-DASAR KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

Dalam penertian pragmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang di lakukan dengan lisan, tatap muka atau via media massa maupun media non massa. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari komunikator, pesan yang disampaikan, penerima pesan, konteks, dan sistem penyampaian. Dilihat dari prosesnya, komunikasi dapat di bedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

BAB III
ORANG TUA DAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

Menurut Soelaeman, secara psikologis keluarga adalah  sekumpulan orang yang hidup bersama dan tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. Keluarga memiliki nilai strategis dalam memberikan pendidikan nilai kepada anak terutama pendidikan nilai Ilahiyah dan dalam pembentukan kepribadian anak.

Pola asuh orang tua bersentuhan langsung dengan masalah tipe kepemimpinan orang tua dalam keluarga. Orang tua dan anak adalah satu ikatan dalam jiwa sehingga selalu ingin memelihara, membesarkan, mendidik dan memeliharanya.
Abdullah Nashih Ulwan membagi tanggung jawab orang tua dalam mendidik bersentuhan langsung dengan pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan rasio, pendidikan kejiwaan, pendidikan sosial, dan pendidikan seksual. Selain itu, orang tua bertanggung jawab memberikan pendidikan kepada anaknya dengan pendidikan baik berdasarkan nilai-nilai akhlak dan spiritual yang luhur.
Sebenarnya mendidik anak tidak hanya cukup bermodalkan watak kebapakan dan keibuan tanpa didukung dengan kemampuan bagaimana mendidik anak dengan cara-cara yang baik.

BAB IV
POLA KOMUNIKASI DAN INTERAKSI DALAM KELUARGA

Pola komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga adalah:
1.      Model Stimulus-Respons
2.      Model ABX
3.      Model Interaksional   
Aneka Komunikasi dalam Keluarga, yaitu:
1.      Komunikasi Verbal
2.      Komunikasi Nonverbal
3.      Komunikasi Individual.
4.      Komunikasi kelompok
Beberapa bentuk interaksi dalam keluarga, yaitu:
1.      Interaksi antara Suami dan Istrija terjadi
2.      Interaksi antara Ayah, Ibu, dan Anak
3.      Interaksi antara Ibu dan Anak.
4.      Interaksi antara Ayah dan Anak
5.      Interaksi antara Anak dan Anak
Pendidikan dasar yang baik yang harus di berikan dalam keluarga, yaitu Pendidikan dasar agama, pendidikan dasar akhlak, pendidikan dasar sosial, pendidikan dasar susila, dan pendidikan dasar etika.

BAB V
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI DALAM KELUARGA
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga, yaitu:
1.      Citra Diri dan Citra Orang Lain
2.      Suasana Psikologis     
3.      Lingkungan Fisik
4.      Kepemimpinan
5.      Bahasa
6.      Perbedaan Usia

BAB  V1
PENDIDIKAN ISLAM DAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA
Hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. Al-Qur’an, Al-Sunnah maupun ijtihad adalah sebagai dasar pendidikan Islam. Al-Quran adalah petunjuk, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi sekalian umat manusia. Al-Sunnah kebenarannya sangat di yakini oleh umat Islam, karena bersumber dari nabi Muhammad Saw. yang bergelar al-amin (orang yang dapat dipercaya). Ijtihad di pandang sebagai dasar pendidikan Islam yang ketiga dipandanfg sangat penting dalam menghadapi tuntutan kemajuan dibidang pendidikan dalam segala zaman. Disadari dengan mengetahui tujuan, proses pendidikandapat diarahkan secara akurat dan pasti.
Tujuan dalam proses pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai islami yang hendak dicapai dalam proses pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.
 Pendidik dalam Islam menurut perspektif kelembagaan, antara lain:      
1.      Orang tua
2.      Guru di sekolah
3.      Tokoh atau anggoat masyarakat
Menurut Winarno Surakhmad lima faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan materi, sebagai berikut:
1.      Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya
2.      Anak didik yang berbagai tingkat kemampuannya
3.      Situasi yang berbagai keadaannya
4.      Fasilitas
5.      Pribadi guru dan keprofesionalannya
Metode pendidikan yang digunakan dalam pembentukan kepribadian anak, yaitu metode keteladanan dan metode pembiasaan. Prinsip etika komunikasi dalam Islam, yaitu:
1.      Prinsip qawlan karima (perkataan yang muli)
2.      Prinsip qawlan sadida (perkataan yang benar)
3.      Prinsip qawlan ma’rufa (perkataan yang baik)
4.      Prinsip qawlan baligha (perkataan yang efektif)
5.      Prinsip qawlan layyina (perkataan yang lemah lembut)
6.      Prinsip qawlan maisura (perkataan yang pantas)
Masa yang penting dan strategis salam lingkungan keluarga adalah masa pra-natal, masa post-natal, dan masa pasca post-natal. Dalam rangka untuk mencerdaskan anak secara emosional, dengan mendidk agar anak memiliki kemampuan untuk mengenal emosi dirinya dan kemampuan untuk mengelola emosinya  sendiri sebelum memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain, dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain dalam keluarga.
Potensi kecerdasan spiritual yang terpelihara dalam diri anak akan mengoptimalkan kecerdasan intelektualdan kecerdasan emosional anak. Bagi orang tua dalam mendidik anak adalah bagaimana anak memiliki nilai spiritual yang sehat, hidup, arif, dan bahagia.

Kelebihan:
Buku ini tidak hanya memaparkan dari sudut pandang perspektif Islam tetapi juga dari segi psikologi. Sehingga pembaca dapat memahami akan masing-masing pandangan dari segi Islam mapun psikologi. Tidak hanya itu, penulis memaparkan apa yang di sampaikan sesuai dengan hasil penelitian sehingga dapat menambah keyakinan para pembaca.
Kekurangan:
Dalam hal ini, penulis menggunakan kata-kata yang kurang di pahami. Sehingga perlu membaca berulang-ulang.
Ketepatan penggunaan dimasa kini:
Untuk mendidik anak didik diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang mendidiknya. Mendidik anak dengan pendidikan Islam merupakan tanggung jawab orang tua. Sesibuk apapun sebagai orang tua pendidikan bagi anak adalah yang  lebih baik  terutama pendidika agama. Sebagai orang tua mendidik dengan menggunakan cara yag bijaksana tidak hanya menghardik, mencela, memarahi, dan melakukan hukuman fisik.
Di masa yang modern ini, semakin berkembang pesatnya arus informasi dari berbagai media baik cetak maupun elektronik yang menyediakan berbagai informasi positif maupun negatif. Dari aspek negatif dapat memberikan hal-hal yang tidak diinginkan seperti, masalah perilaku seksual anak terutama yang berpacaran, penggunaan obat-obat terlarang atau narkoba, sikap dan perilaku anak yang asosial dan amoral, dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan anak terjerumus dalam arus tersebut. Maka dari itu perlu pengawasan dari orang tua dalam segala hal termasuk pergaulan atau dalam memilih pertemanan.
Tidak hanya dari media, seperti keluarga yang broken home ataupun orang tua yang terlalu sibuk dengan tugas masing-masing dapat memberikan peluang bagi anak untuk melakukan perbuatan tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar