PSIKOLOGI
PENDIDIKAN TEORI DAN PRAKTIK
Tugas
Mata Kuliah Teori Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Wahidin,M.Ag.
Disusun oleh :
Nama :
Ajna Dina Fitriyah
Nim :111
10 067
Kelas : E/KI-C9/Senin/12.30-14.10
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2013
DESKRIPSI
BUKU
Judul Buku : Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik
Pengarang
:
Robert E. Slavin
Tebal :
317 halaman
Edisi :
ke-9, Jilid 1 @ 2011
Penerbit :
PT Indeks,Jakarta
Ukuran
Buku :
20cmx 28cm
Bagian-bagian
buku
Bab
1……..Psikologi Pendidikan : Dasar
Pengajaran
Bab2……..Teori
Perkembangan
Bab3……..Keragaman
Siswa
Bab4……..Guru
yang Intensional
Bab5……..Teori Perilaku Pembelajaran
Bab6……..Pengolahan
Informasi dan Teori Pembelajaran Kognisi
Bab7……..Pelajaran
yang Efektif
BAB
I
Psikologi
Pendidikan: Dasar Pengajaran
Faktor yang Membuat Seseorang
Menjadi Guru yang Baik
Guru
yang baik mengetahui pokok mata pelajarannya dan menguasai kemampuan pedagogi.
Dia menyelesaikan semua tugas yang terdapat dalam pengajaran yang efektif
dengan kehangatan, antusiasme, dan kepedulian. Dia adalah guru yang intensional
dan dia menggunakan prinsip psikologi.pendidikan dalam pengambilan keputusan
dan pengajaranny. Dia menggabungkan riset dan akal sehat.
Peran Riset di bidang Psikologi
pendidikan
Psikologi
pendidikan adalah studi sistematis tentang pelajar, pembelajaran, dan
pengajaran. Riset bidang psikologi pendidikan terpusat pada proses yang
digunakan untuk menyampaikan informasi, kemampuan, nilai, dan sikap antara guru
dan siswa di ruang kelas dam penerapan prinsip psikologi kedalam praktik
pengajaran. Riset semacam itu membentuk kebijakan pendidikan, program
pengembangan profesi, dan bahan ajar.
Metode Riset yang Digunakan di
Bidang Psikologi Pendidikan
Riset
eksperimen melibatkan program atau perlakuan pendidikan tertentu. Penempatan
subyek eksperimen secara dengan acak kedalam kelompok-kelompok itu tidak
berbeda dan temuan akan sahih. Kelompok eksperimen yang menerima perlakuan
tersebut dibandingkan dengan kelompok komtrol yang anggotanya tidak menerima
perlakuan. Eksperimen laboratorium sangat terstuktur dan berjangka waktu
pendek. Semua variabel yang dilibatkan dikontrol dengan ketat. Eksperimen
lapangan acak kuramg begitu terstruktur dan berlangsung dalam jangka waktu
lama dalam kondisi yang realistis yang
disitu tidak semua variabel dapar dikontrol.eksperimen kasus tunggal melibatkan
pengamatan terhadapap seoarang siswa atau sekelompok siswa dalam jangka waktu
yang sudah ditentukan dan setelah perlakuan. Studi korelasi mempelajari
variabel-variabel untuk melihat apakah masing-masing saling berkaitan.
Variabel-variabel dapat berkorelasi positif, negatif, atau tidak berkorelasi.
Studi korelasi memberikan informasi tentang variabel-variabel tanpa memanipulasinya atau menciptakan
situasi semu. Namun, studi tersebut tidak menunjukkan penyebab hubungan
diantara variabel-variabel. Riset
deskripsi menggunakan survei, wawancara, dan atau pengamatan untuk menjelaskan
perilaku dalam lingkungan sosial.
Bab
II
Teori
Perkembangan
Beberapa Pandangan tentang perkembangan Manusia
Perkembangan
manusia meliputi perkembangan fisik, kognisi, pribadi, sosial, dan moral.
Kebanyakan pakar psikologi perkembangan percaya alam dan pengasuhan
bersama-sama mempengaruhi perkembangan. Teori perkembangan berkelanjutan
berfokus pada pengalaman sosial yang
dilalui seorang anak, sedangkan teori terputus menekankan faktor bawaan lahir
bukannya pengaruh lingkungan. Perkembangan dapat sangat dipengaruhi keturunan,
kemampuan, keistimewaan, kepribadian, pengasuhan anak, budaya, dan seluruh
lingkungan. Jean Piaget dan Lev Vygotsky mengutarakan teori perkembangan
kognisi. Teori perkembangan psikososial
Erik Erikson dan teori perkembangan moral Piaget dan Lawrence Kohlberg juga menjelaskan aspek-aspek penting
perkembangan.
Pandangan Piaget tentang
Perkembangan Kognisi
Piaget
mendalilkan empat tahap perkembangan kognisi dan manusia melewatinya antara
lahir dan usia dewasa awal. Orang menyesuaikan skemanya untuk mengahadapi dunia ini melalui
asimilasi. Dan akomodasi. Tahap- tahap perkembangan Piaget meliputi tahap
sensorimotor ( lahir hingga usia 2 tahun), tahap praoperasi (usia 2 hingga 7
tahun), dan tahap operasi konkret (usia 7 hingga 11 tahun). Selama tahap
operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa), orang yang masih muda
mengembangkan kemampuan menghadapi hipotesis dan memantau pemikirannya sendiri.
Pandangan Dewasa Ini terhadap Karya
Piaget
Teori
Piaget telah dikritik karena semata-mata mengandalkan tahap-tahap yang
luas,tetap, dan berurutan, dan semua anak mengalaminya dan karena menyepelekan
kemampuan anak-anak. Sebaliknya, teori neo- Piaget memberikan penekanan pada pentingnya pengaruh sosial dan
lingkungan yang lebih besar pada perkembangan kognisi. Namun demikian, teori
Piaget mempunyai implikasi penting bagi pendidikan. Prinsip-prinsip Piaget
dimasukkan ke dalam kurikulum dan praktek pengajaran yang efektif, dan konse-konsep
yang dipengaruhi Piaget seperti konstruktivisme kognisi dan pengajaran yang
sesuai dengan perkembangan telah berperan penting dalam reformasi pendidikan.
Pandangan Vigotsky tentang
perkembangan kognisi
Vigotsky
memandang perkembangan kognisi sebagai kelanjutan perkembangan sosial melalui
interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Pembelajaran dengan bantuan
berlangsung pada zona perkembangan proksimal anak-anak, yang pada zona itu
mereka dapat melakukan tugas-tugas baru yang berada dalam kemampuan mereka
hanya dengan bantuan guru atau temansebaya. Anak-anak menghayati
pembelajaran,mengembangkan kemandirian, dan memecahkan masalah melalui
percakapan pribadi yang lantang atau dalam hati. Guru menyediakan konteks
interaksi, seperti kelompok belajar bersama, dan pentanggapan (scaffolding).
Pandangan Erikson tentang
Perkembangan pribadi dan Sosial
Erikson
mengajukan delapan tahap perkembangan psikososial, yang masing-masing
didominasi oleh krisis psikososial tertentu yang dipercepat melalui interaksi
dengan lingkungan sosial. Dalam tingkat 1, kepercayaan versus ketidakpercayaan,
tujuannya ialah mengembangkan rasa kepercayaan melalui interaksi dengan
pengasuh. Dalam tahap II,otonomi versus keraguan (usia 18 bulan hingga 3
tahun), anak-anak mempunyai keinginan ganda untuk mempertahankan dan untuk
melepaskan. Dalam tahap III,inisiatif versus bersalah(usia 3 tahun hingga 6
tahun), anak-anak memperjelas pemahaman tentang diri mereka melalui penjajakan
lingkungan. Anak-anak memasuki sekolah selama tahap IV, kemegahan versus
inferioritas (usia 6 tahun hingga 12 tahun), ketika keberhasilan atau kegagalan
akademis menjadi sesuatu yang pokok. Dalam tahap V, identitas versus
kebingungan peran (usia 12 tahun hingga 18 tahun), remaja makin berpaling ke
kelompok sebaya mereka dan memulai pencarian makna terkait mitra dan karier.
Masa dewasa membawa tahap VI (keintiman versus keterasingan), tahapVII (daya
regenerasi versus penyibukan diri), dan tahap VIII (integritas versus
keputusasaan).
Beberapa Teori Perkembangan Moral
Menurut
Piaget, anak-anak mengembangkan moralitas heteronom (ketaatan pada otoritas
melalui realism moral) pada usia sekitar 6 tahun dan kemudian berlanjut ke
moralitas otonom (moralitas rasional berdasarkan prinsip moral). Tahap-tahap
penalaran moral Kohlberg mencerminkan
tanggapan anak-anak terhadap dilema moral. Dalam tahap 1 dan 2(tingkat
prakonvensi), anak-anak mematuhi aturan yang ditetapkan oleh orang lain sambil
memaksimalkan kepentingan pribadi. Dalam
tahap 3 dan 4 (tingkat konvensi), orang menganut aturan, percaya pada hokum dan
keteraturan, dan mencari persetujuan orang lain. Dalam tahap 5 dan 6 (tingkat
pasca konvensi ), orang mendevinisikan nilainya sendiri berdasar prinsip etika
abstrak yang telah dia pilih untuk diikuti.
Bab
III
Perkembangan
Selama Masa Anak-anak dan Remaja
Perkembangan Anak selama Masa
Prasekolah
Dari
segi fisik, anak-anak kecil (young children) berkembang kekuatan dan
koordinasi otot besar lebih dulu dan kemudian otot kecil (seperti memotong
dengan gunting atau menulis).kemampuan kognisi yang berkaitan dengan tahap
sensorimotor dan praoperasi piaget juga meliputi penguasaan bahasa. Bahasa
lisan biasanya dipelajari pada usia 3
tahun dan meliputi perkembangan perbendaraan kata, aturan tata bahasa , dan
kesepakatan tulisan. Dasar-dasar membaca dan menulis biasanya dipelajari
sebelum sekolah formal dimulai.
Perkembangan sosioemosi pada masa
anak-anak awal dapat sebagian dijelaskan berdasar tahao inisiatif versus rasa
bersalah Erikson. Hubungan dengan teman sebaya membantu anak-anak mengatasi
egosentrisme yang dijelaskan Piaget sebagai cirri khas pemikiran praoperasi.
Perilaku prososial meliputi kepedulian, saling berbagi, penghiburan dan
kerjasama. Partern mengidentifikasikan empat kategori permainan – soliter,
parallel, asosiatif,dan kooperatif yang mencerminkan tingkat dan kecanggihan
interaksi sosial yang makin tinggi. Permainan melatih kemampuan bahasa,
kognisi, sosial, dan kreatif anak-anak.
Jenis-Jenis Program Pendidikan
Anak-anak Usia Dini
Faktor
ekonomi dan sosial telah mengakibatkan peningkatan permintaan akan program
pendidikan anak-anak usia dini, yang meliputi pusat penitipan anak, prasekolah,
program prasekolah kompensasi, dan taman kanak-kanak. Temuan riset condong mendukung kecenderungan ke arah
intervensi dini, pelatihan kesiapan sekolah, kelanjutan program kompensasi di
kelas-kelas awal sekolah dasar, pendidikan
yang beresiko, dan penghindaran kemungkinan kekurangan yang menyebabkan
tinggal kelas taman kanak-kanak.praktik yang sesuai dengan perkembangan, yaitu
pengajaran yang didasarkan pada karakteristik dan kebutuhan masing-masing siswa
bukannya pada usia, telah makin dipandang
penting.
Perkembagan Anak selama Masa
Sekolah Dasar
Antara
usia 5 dan 7tahun, anak-anak mengalami pertumbuhan yang lebih lambat tetapi
kesehatan dan kemampuannya lebih baik. Mereka berpikir dengan cara yang
dijelaskan dalam teori Piaget sebagai tahap operasi konkret. Anak-anak di
kelas-kelas atas sekolah dasar beralih
dari pemikiran egosentris ke pemikiran yang lebih tidak terpusat. Pada usia 9 hingga 12 tahun, anak-anak dapat
menggunakan pemikiran logis dan dapat dibalik, dapat bernalar secara abstrak,
dan dapat mempunyai pemahaman tentang hubungan sebab-akibat dan antar-pribadi.
Pada masa anak-anak pertengahan,
anak-anak dapat dilihat sebagai orang
yang mengatasi krisis psikososial kemegahan versus inferioritas menurut
Erikson. Sekolah menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan,
tempat dimana anak mengembangkan pribadi publik, membangun kemampuan sosial,
dan membentuk harga diri berdasarkan kompetensi akademis dan non akademis. Pada
masa pra-remaja, antara usia 9 dan 12 tahun, konformitas dalam hubungan dengan
teman sebaya, kelompok sebaya dengan kedua jenis kelamin, dan tantangan
terhadap otoritas orang dewasa menjadi lebih penting.
Perkembangan Anak selama Masa
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas
Pubertas adalah serangkaian perubahan
fisiologis utama yang mengakibatkan kemampuan reproduksi. Perbedaan penting
terdapat dalam usia permulaan pubertas, dan orang yang mengalami kedewasaan
dini maupun kedewasaan terlambat dapat mengalami kesulitan. Remaja berkembang
daya refleksi dan kemampuan meta-kognisinya menjadi lebih besar, seperti yang
dijelaskan dalam operasi formal Piaget gabungan penyelesaian masalah dan
penalaran hipotesis.
Remaja dapat dilihat sebagai orang yang
menyelesaikan krisis psikososial indentitas versus kerancuan peran menurut
Erikson. Mereka member perhatian pada bagaimana orang lain memandang mereka,
mencari masa lalu, bereksperimen peran, bertindak berdasarkan perasaan dan
keyakinan, dan secara bertahap mencari otonomi yang lebih besar keakraban dalam
hubungan sebaya. Penutupan dini terjadi ketika masing-masing orang memilih
peran secara prematur, tetapi pada masa remaja akhir, kebanyakan individu telah
berkembang keadaan pencapaian identitasnya. Banyak faktor, seperti putus
sekolah, penyalahgunaan zat berbahaya, dan AIDS memasukkan remaja ke dalam
resiko.
Bab
IV
Keragaman
Siswa
Dampak Budaya pada Pengajaran dan
Pembelajaran
Budaya
sangat mempengaruhi pengajaran dan pembelajaran. Banyak aspek budaya mempunyai
andil bagi identitas dan konsep diri pebelajar dan memengaruhi keyakinan nilai,
sikap dan harapan, hubungan sosial, penggunaan bahasa, dan perilaku lain
pebelajar.
Pengaruh Status Sosioekonomi
terhadap Pencapaian Siswa
Status
sosioekonomi yang didasarkan pada penghasilan, pekerjaan, pendidikan, dan
gengsi sosial dapat sangat mempengaruhi
sikap pebelajar terhadap sekolah, pengetahuan latar belakang, kesiapan
sekolah,dan pencapaian akademis. Keluarga kelas pekerja dan penghasilan rendah
mengalami tekanan yang mempunyai andil bagi praktik pengasuhan anak, pola
komunikasi, dan harapan rendah yang mungkin akan kurang menguntungkan anak-anak
ketika ia masuk sekolah. Siswa yang mempunyai SEE rendah sering mempelajari
budaya normatif yang berbeda dari budaya kelas menengah sekolah tersebut, yang
menuntut kebebasan, daya saing, dan penentuan tujuan. Namun, pencapaian rendah
bukanlah karena status sosioekonomi rendah bukan hal yang tidak terhindarkan.
Guru dapat mengajak orang tua berpartisipasi ke dalam pendidikan anak mereka
dan hai itu dapat meningkatkan pencapaian siswa.
Pengaruh Etnis dan Ras terhadap
Sekolah Siswa
Penduduk
kelompok yang kurang terwakili tumbuh besar-besaran ketika keragaman di Amerika
Serikat meningkat. Siswa yang merupakan anggota kelompok yang kurang terwakili
tertentu yang ditentukan sendiri oleh ras, agama, suku bangsa, sejarah, bahasa,
dan budaya, seperti keturunan Afrika, Pribumi, dan Latin cenderung mempunyai
nilai rendah dari pada keturunan Eropa dan Asia dalam ujian pencapaian akademis
yang terstandarisasi. Niai yang rendah tersebut berkorelasi dengan status
sosioekonomi yang lebih rendah dan sebagian mencerminkan warisan diskriminasi
terhadap kelompok yang kurang terwakili dan kemiskinan yang diakibatkannya.
Desegregasi sekolah, yang lama dimaksudkan sebagai jalan keluar dari ketimpangan
pendidikan akibat ras dan kelas sosial, telah memberikan manfaat yang mencampur
baur. Masalah yang terus berlanjut meliputi penyediaan keadilan dan peluang
yang setara, pembinaan keharmonisan ras, dan pencegahan segregasi.
Pengaruh Perbedaan Bahasa dan
Program Dwibahasa terhadap Pencapaian
Siswa
Belajar
bahasa Inggris biasanya diajari dalam salah satu dari empat jenis program:
immersi bahasa Inggris, dwibahasa peralihan, dwibahasa berpasangan, dan
dwibahasa dua arah. Program dwibahasa mengajari siswa dalam bahasa ibu mereka
dan juga dalam bahasa Inggris. Riset menunjukkan bahwa pendidikan dwibahasa
berpasangan, dapat memberi manfaat bagi siswa. Peraturan baru-baru ini di
berbagai Negara bagian di seluruh Amerik Serikat telah membawa dampak yang menakutkan pada
pendidikan dwibahasa.
Pengertian Pendidikan Multikultur
Pendidikan
multikultur mengharuskan penghargaan atas keragaman budaya dan peningkatan
kesetaraan pendidikan dan keharmonisan sosial di sekolah. Pendidikan
multikultur meliputi pengintegrasian isi pelajaran,konstruksi (pembentukan)
pengetahuan, pengurangan prasangka, pedagogi kesetaraan, dan budaya sekolah
yang memperdayakan.
Pengaruh Gender dan Ketidakadilan
Gender terhadap Pengalaman Sekolah Siswa
Banyak
perbedaan yang diamati antara laki-laki dan wanita jelas terkait dengan
perbedaan sosialisasi dini, ketika anak-anak mempelajari perilaku peran jenis
kelamin yang dianggap sebagai sesuatu yang tepat. Riset yang sedang berlangsung
memperlihatkan sedikit perbedaan gender di ruang kelas, termasuk perilaku guru
yang tidak begitu terlihat terhadap siswa laki-laki dan wanita dan bahkan
kurikulum yang berisikan stereotip peran jenis kelamin, jelas telah
mempengaruhi pilihan dan pencapaian siswa. Salah satu hasilnya ialah
kesenjangan gender dalam matematika, dan ilmu pengetahuan alam, walaupun
kesenjangan ini telah berkurang terus-menerus.
Perbedaan Siswa dalam Kecerdasan
dan Gaya Belajar
Siswa
berbeda-beda kemampuan mereka menghadapi abstraksi, memecahkan masalah, dan
belajar. Mereka juga berbeda-beda jumlah kecerdasan tertentu, sehingga perkiraan
kecerdasan yang tepat mungkin seharusnya mengandalkan kinerja yang lebih luas
daripada yang dimungkinkan tes IQ tradisional. Karena itu, guru seharusnya
tidak mendasarkan harapan mereka terhadap siswa pada nilai tes IQ. Binet,
Sperman, Stemberg, Guilford, dan Gardner memberi sumbangan pada teori dan pengukuran kecerdasan. Keturunan maupun lingkungan
menentukan kecerdasan. Riset memperlihatkan bahwa lingkungan keluarga, sekolah,
dan pengalaman hidup dapat sangat mempengaruhi IQ.
Siswa berbeda-beda pembelajaran mereka
sebelumnya dan gaya belajar kognisi mereka. Preverensi individu terhadap
lingkungan dan kondisi belajar juga mempengaruhi pencapaian siswa.
Bab
V
Teori
Pembelajaran Perilaku
Pengertian pembelajaran
Pembelajaran
meliputi upaya memperoleh kemampuan yang bukan merupakan bawaan lahir.
Pembelajaran bergantung pada pengalaman, termasuk umpan balik dari lingkungan.
Sejarah Teori Pembelajaran Perilaku
Riset
awal tentang pembelajaran memelajari dampak
rangsangan pada perilaku refleks. Ivan Pavlov menyumbangkan gagasan
tentang pengkondisian klasik, dimana rangsangan netral dapat memperoleh
kemampuan menimbulkan tanggapan perilaku dengan menggabungkannya dengan
rangsangan tanpa pengkondisian yang memicun tindakan refleks. B.F. Skinner
melanjutkan studi tentang hubungan antara perilaku dan konsekuensi. Dia
menjelaskan pengkondisian operant, dimana penguatan dan penghukuman membentuk
perilaku.
Beberapa Prinsip Pembelajaran
Perilaku
Penguatan
meningkatkan frekuensi perilaku dan penhukuman mengurangi frekuensinya.
Penguatan dapat bersifat primer atau skunder, positif atau negatif. Penguatan
intrinsik adalah imbalan yang melekat pada perilaku itu sendiri. Penguatan
ekstrinsik adalah pujian atau imbalan. Hukuman meliputi pelemahan perilaku
dengan memperkenalkan konsekuensi yang tidak disukai atau menghilangkan
penguatan. Prinsip Premack menyatakan
bahwa cara meningkatkan kegiatan yang kurang dinikmati ialah mengaitkannya
dengan kegiatan yang lebih dinikmati.
Pembentukan melalui umpan balik yang tepat
waktunya pada masing-masing tahap tugas adalah praktik pengajaran efektif yang didasarkan pada teori pembelajaran
perilaku. Kepunahan adalah penghilang perilaku yang melemah dan perlahan-lahan
ketika penguatan ditarik kembali.
Jadwal penguatan digunakan untuk
meningkatkan probabilitas, frekuensi, atau ketahanan perilaku yang diinginkan.
Jadwal penguatan dapat didasarkan pada rasio atau interval dan dapat bersifat
tetap atau bervariasi.
Rangsangan antesenden berperan sebagai
isyarat yang menunjukkan perilaku mana yang akan dikuatkan atau dihukum.
Diskriminasi adalah penggunaan isyarat untuk mendeteksi perbedaan antara
situasi-situasi rangsangan, sedangkan generalisasi adalah tanggapan atas
kemiripan antar rangsangan. Generalisasi adalah pengalihan atau pemindahan
perilaku yang dipelajari dalam satu kondisi ke kondisi lain.
Sumbangan Teori Pembelajaran Sosial
bagi Pemahaman Kita tentang Pembelajaran Manusia
Teori
pembelajaran sosial didasarkan pada pengakuan peran penting pembelajaran
pengamatan dan pembelajaran pengaturan diri. Bandura mencatat bahwa
pembelajaran melalui peniruan langsung atau tidak langsung meliputi empat
tahap: memberikan perhatian, mengingat perilaku yang ditiru, mereproduksi perilaku,
dan termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut. Bandura berpendapat bahwa
siswa seharusnya diajari mempunyai harapan akan kinerja mereka sendiri dan
menguatkan diri sendiri. Meichenbeum mengusulkan tahapan-tahap pembelajaran
pengaturan diri yang merupakan bentuk perubahan perilaku kognisi.
Teori pembelajaran perilku sangat penting
bagi penerapan psikologi pendidikan dalam pengolahan ruang kelas, disiplin,
motivasi, model pengajaran,dan bidang lain. Namun teori pembelajaran perilaku
mempunyai lingkup yang terbatas, dalam arti bahwa teori tersebut hanya
menjelaskan perilaku yang dapat diamati dan dapat diukur secara langsung.
Bab
VI
Pengolahan
Informasi dan Teori Pembelajaran Kognitif
Pengertian Model Pengolahan
Informasi
Ketiga
komponen utama memori ialah rekaman indera, memori kerja atau jangka pendek,
dan memori jangka panjang. Rekaman indera adalah memori yang sangat pendek yang
terkait dengan indera. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi
perhatian akan terlupakan dengan cepat. Begitu diterima, informasi diolah oleh
pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental kita. Kegiatan ini disebut
persepsi.
Memori kerja atau jangka pendek adalah
sistem penyimpanan yang menampung lima hingga sembilan potongan informasi setiap
saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera maupun memori jangka
panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi untuk
menempatkannya ke dalam memori kerja.
Memori jangka panjang adalah bagian
sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan dalam kurun waktu yang
tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya membantu
siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada
dalam memori jangka panjang.
Ketiga bagian memori jangka panjang
adalah rekaman episodik, yang menyimpan ingatan kita tentang pengalaman
pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu. Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan yang terkait untuk
menuntut pemahaman dan tindakan kita. Informasi yang masuk dengan tepat di
dalam skema yang terbentuk dengan baik lebih mudah dipelajari daripada
informasi yang tidak dapat begitu diakomodasi. Teori tingkat pengolahan
berpendapat bahwa pebelajar hanya akan mengingat hal-hal yang mereka olah.
Siswa mengolah informasi ketika mereka memanipulasinya, melihatnya dari sudut
pandang yang berbeda, dan menganilisisnya. Teori kode ganda lebih jauh
mengusulkan pentingnya menggunakan pengkodean visual maupun verbal untuk mempelajari
potongan-potongan informasi.
Riset tentang Otak
Teknologi
yang memungkinkan ilmuan mengamati otak yang sedang bekerja telah menghasilkan
kemajuan pesat di bidang ilmu otak. Temuan telah memperlihatkan cara otak
tertentu mengolah jenis informasi tertentu bersama bagian-bagian otak lain.
Ketika orang memperoleh keahlian, fungsi otak mereka menjadi lebih efisien.
Perkembangan otak dini adalah proses menambah koneksi yang tidak digunakan.
Ilmu saraf menemukan banyak hal tentang otak yang sedang bekerja, tetapi riset
ini belum mempunyai penerapan langsung ke
pengajaran.
Penyebab Orang Ingat atau Lupa
Teori
gangguan membantu menjelaskan mengapa orang lupa. Teori tersebut berpendapat
bahwa siswa dapat melupakan informasi ketika bercampur dengan atau disingkirkan
dengan informasi lain. Teori gangguan menyatakan bahwa dua hal menyebabkan
kelupaan: hambatan retroaktif, ketika pembelajaran tugas kedua menyebabkan
seseorang melupakan sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya, dan hambatan
proaktif, ketika pembelajaran sesuatu mengganggu ingatan terhadap hal-hal yang
dipelajari sesudahnya. Dampak keperdanaan dan keterkinian menyatakan bahwa
orang paling mampu mengingat informasi yang disajikan paling lebih awal dan paling akhir dari suatu
rangkaian. Otomatisasi diperoleh dengan melatih informasi atau kemampuan jauh
melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk menempatkannya ke dalam memori jangka
panjang sehingga penggunaan kemampuan seperti itu hanya memerlukan upaya
sedikit atau tanpa upaya mental. Latihan memperkuat hubungan informasi yang
baru dipelajari didalam memori. Latihan terdistribusi, yang melibatkan
pelatihan bagian-bagian tugas dalam pemeranan juga membantu siswa mengingat
informasi.
Cara Mengajarkan Strategi Memori
Guru
dapat membantu siswa mengingat fakta dengan menyajikan pelajaran secara terorganisasi
dan dengan mengajarkan siswa menggunakan strategi memori yang disebut mnemonik.
Tiga jenis pembelajaran verbal adalah pembelajaran kaitan- berpasangan adalah
belajar menjawab satu anggota pasangan katika diberi anggota lain. Siswa dapat
meningkatkan pembelajaran mereka tentang kaitan-berpasangan dengan
menggunakan teknik penggambaran seperti
metode kata kunci. Pembelajaran serial adalah pengingatan kembali daftar
hal-hal berdasar urutan tertentu. Pembelajaran ingatan bebas adalah pengingatan
kembali daftar hal-hal berdasar urutan sembarangan. Strategi yang membantu
adalah metode lokasi, metode kata Patokan, sajak, dan strategi huruf pertama.
Cara Kemampuan Metakognitif
Membantu Siswa Belajar
Metakognitif
membantu siswa belajar dengan memikirkan, mengendalikan, dan dengan efektif
menggunakan proses berfikir mereka sendiri.
Strategi Studi untuk Membantu Siswa
Belajar
Membuat catatan, menggarisbawahi dengan
terarah dan selektif, merangkum, menulis untuk belajar, membuat garis besar,
dan memetakan dapat dengan efektif meningkatkan pembelajaran. Metode PQ4R
adalah contoh strategi yang terfokus pada pengorganisasian informasi yang
bermakna.
Cara Strategi Pengajaran Kognitif
Membantu Siswa Belajar
Organisator
awal membantu siswa mengolah informasi baru dengan mengaktifkan pengetahuan
latar belakang. Analogi, elaborasi informasi, skema organisasi, teknik
bertanya, dan model konseptual adalah contoh lain strategi pengajaran yang
didasarkan pada teori pembelajaran kognitif.
Bab
VIII
Pelajaran
yang Efektif
Pada
akhir diskusi, anggota kelompok menyiapkan laporan tentang kegiatan atau
kesimpulan mereka untuk disajikan kepada siswa lain.
Riset tentang diskusi kelompok kecil
menunjukkan kegiatan ini dapat meningkatkan pencapaian siswa melebihi pelajaran
tradisional jika siswanya menyiapkan diri dengan baik untuk bekerja dalam
kelompok kecil dan jika tugas kelompok
diorganisir dengan baik (Sharan et al.,1984;Sharan & Shachar,1988).
Juga, suatu riset berpendapat bahwa diskusi kelompok kecil mempunyai dampak
yang lebih besar pada pencapaian siswa jika siswa didorong untuk terlibat ke
dalam kontroversi sekedar mencari mufakat (Johnson &Johnson,1999).
Pengertian Pengajaran Langsung
Pengajaran
langsung adalah pendekatan mengajar yang menekankan pengendalian guru atas
kebanyakan kejadian dan penyajian pelajaran terstruktur di ruang kelas. Program
pengajaran langsung menuntut pengajaran
yang jelas; kemajuan langkah demi langkah diantara sub-topik; dan penggunaan
banyak contoh, peragaan, dan sarana visual.
Mengajar Pelajaran tentang
Pengajaran Langsung
Bagian
pertama pengajaran ialah menyatakan tujuan pembelajaran dan mengarahjan
siswa ke pelajaran tersebut. Tugas
pokoknya ialah membangun keadaan mental, sehingga siswa siap bekerja dan
belajar, maupun “peta jalan,” sehingga siswa tahu ke mana arah pelajaran.
Bagian kedua pelajaran ialah membahas
kembali prasyarat atau prates untuk memastikan apakah siswa telah menguasai
pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Pembahasan kembali dapat berfungsi
sebagai organisator awal untuk pelajaran tersebut.
Bagian ketiga ialah menyajikan bahan baru
secara terorganisir, memberikan penjelasan dan peragaan, dan
mempertahankan perhatian.
Bagian keempat, yaitu melakukan
pemeriksaan pembelajaran, meminta tanggapan siswa atas isi pelajaran. Praktik
ini memberi umpan balik kepada guru dan memungkinkan siswa menguji gagasan
mereka. Teknik bertanya berperan
penting, termasuk penggunaan waktu tunggu dan urutan pemanggilan.
Bagian kelima pelajaran ialah latihan
mandiri, atau pekerjaan kelas, yang pada latihan itu siswa menerapkan kemampuan
baru mereka. Riset memperlihatkan bahwa latihan mandiri hendaknya diberikan
sebagai penugasan singkat dan petukat dan petujuk yang jelas dan tanpa
gangguan, dan bahwa hal itu hendaknya diberikan hanya kei hendaknya diberikan
hanya ketika siswa dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Guru hendaknya
memantau pekerjaan, mengumpulkannya,dan menyertakannya ke dalam penilaian.
Bagian keenam ialah menilai kinerja dan
memberikan umpan balik. Setiap pelajaran hendaknya menyertakan penilaian
tentang penguasaan siswa atas tujuan pelajaran.
Bagian ketujuh ialah memberikan latihan
terdistribusi, atau pekerjaan rumah, dan melakukan pembahasan kembali.
Informasi lebih diingat apabila latihan diberi jarak dalam kurun waktu
tertentu.
Pendapat Riset tentang Metode
Pengajaran Langsung
Riset
tentang model-model pengajaran langsung tertentu memperlihatkan dampak yang kebanyakan positif tetapi tidak konsisten pada
pencapaian siswa. Salah satu program, pengajaran langsung (DI-direct instruction), terbukti sangat berhasil untuk pengajaran membaca dan
matematika bagi siswa yang berpencapaian
rendah dan beresiko.
Memelajari dan Memindahkan Konsep
Siswa
mempelajari konsep melalui pengamatan dan definisi. Konsep diajarkan melalui
contoh dan melalui pendekatan aturan-contoh-aturan, dimana guru pertama-tama
menyebutkan definisi, kemudian memberikan contoh dan akhirnya menyebutkan
kembali definisi tersebut. Contoh yang tidak ambigu hendaknya diberikan sebelum
contoh yang kurang jelas dan guru hendaknya membandingkan dan membedakan contoh
dan bukan contoh. Siswa memindahkan pembelajaran mereka ke situasi serupa dan
harus diajarkan memindahkan konsep ke konteks yang berbeda dan situasi
kehidupan nyata. Bahan yang dihafal dengan buta tidak mungkin dipindahkan.
Penggunaan Diskusi dalam Pengajaran
Dalam
diskusi seluruh kelas, guru memainkan peran yang kurang dominan daripada dalam
pengajaran biasa. Siswa membutuhkan dasar pengetahuan yang memadai sebelum
memulai diskusi. Dalam diskusi kelompok kecil, masing-masing kelompok hendakya mempunyai ketua dan focus
yang spesifik.
Analisis
Buku
Sebagai
bahan pelengkap mengajar, buku “Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik” : karya
Robert E.Slavin,mempunyai beberapa kelebihan untuk dijadikan referensi
pelajaran psikologi. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Menyajikan informasi
yang lengkap dan mutakhir sebagai buku teks yang berfokus pada riset tetapi mudah dibaca, praktis,dan penuh dengan
contoh dan ilustrasi gagasan utama.
2.
Menyertakan
saran untuk praktik yang langsung didasarkan pada riset ruang kelas (yang
diperhalus dengan akal sehat),sehingga mampu diterapkan dalam pendidikan ,
khususnya di dalam masalah pedagogi (pengajaran).
3.
Membantu
pengajar atau guru untuk mentransfer pengetahuan kepada peserta didik dengan
menerapkan psikologi pendidikan secara intensional
4. Hal-hal
yang harus dimiliki oleh guru yang
Intensional (yang bertujuan). Diantaranya mempunyai sertifikasi guru,adapun
petunjuk sertifikasi ,menyoroti pengetahuan yang sering dituntut dalam ujian
izin guru Negara bagian, termasuk the
praxis principle of learning and teaching.
1)
Pengetahuan tentang pokok mata pelajaran
2)
Pengetahuan
tentang perkembangan dan pembelajaran manusia
3)
Penyesuaian
pengajaran dengan kebutuhan individu
4)
Berbagai
strategi pengajaran
5)
Motivasi dan
pengelolaan ruang kelas
6)
Kemampuan
komunikasi
7)
Kemampuan
perencanaan pengajaran
8)
Penilaian
pembelajara siswa
9)
Komitmen dan
tanggungjawab provisional
10)
Kemitraan
5. Mengembangkan
kemampuan mengajar, baik untuk pemula dalam mengajar maupun yang telah
profesional.
Berikut
saran yang bisa dipertimbangkan untuk menjadi guru yang intensional:
1)
Carilah mentor,bicaralah
dengan guru yang berpengalaman di sekolah,minta kesempatan mengamati anda dan
memberi gagasannya,sekalipun sistem sekolah tidak menyediakan program tersebut,
anda dapat menciptakannya sendiri dengan mencari mentor yang berpengalaman dan
bersedia membantu.
2)
Carilah pengembangan Profesi,kecamatan,
universitas, departemen pendidikan Negara bagian dan lembaga lain menyediakan
segala jenis lokakarya pengembangan profesi bagi guru tentang berbagai jenis
topik. Manfaatkanlah setiap peluang untuk berpartisipasi.
3)
Bicaralah tentang Pengajaran,bicaralah
dengan rekan kerja anda, mantan teman kelas, teman mengajar dsb.pengajaran
dapat menjadi pengalaman yang membuat terasing jika hanya anda dan siswa.
Ambillah setiap kesempatan untuk berbagi
gagasan dan tunjukkanlah simpati kepada rekan kerja yang simpatik.
4)
Ikutilah terbitan dan perhimpunan
profesional, guru yang intensional banyak membaca.
Periksa perhimpunan profesional di bidang pelajaran yang ditekuni atau bidang
yang menarik.
Kekurangan yang ada
pada buku ini adalah:
1)
Banyaknya riset
pendidikan , yang masih memerlukan pembuktian apakah dirasa efektif atau tidak.
2)
Mengedepankan
pemikiran kognisi, tanpa memperhatikan unsur lain.
3)
Adanya beberapa
percakapan yang kurang menarik, dalam gambar ilustrasi atau kartun.
Kaitannya dengan kondisi era 2013
,diperlukan adanya guru yang intensional terhadap pendidikan yang tanggung
jawab menjadikan peserta didik insan kamil yang berjiwa pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar